Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anak dan remaja berisiko alami gangguan kesehatan mental.
Menurut Ketua Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Rodman Tarigan, SpA(K), M.Kes, setidaknya ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai.
Pertama, orangtua perlu waspada jika remaja tampak mengalami perubahan sikap.
"Secara garis besar kapan curiga? Saat remaja memiliki perubahan.
Misalnya mereka di keluarga itu hangat, ceria sama orangtua, tiba-tiba anak remaja tersebut lebih banyak menyendiri di rumahnya," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (5/9/2023).
Baca juga: Erik Pengemis Kaya Asal Ciomas Bogor, Dibilang Gangguan Jiwa Tapi Ngerti Uang
Kedua, remaja mulai menarik diri dari segala kegiatan sekolah.
Misalnya, remaja tersebut biasa aktif dan suka main basket, namun tiba-tiba lebih memilih untuk di rumah saja.
Ketiga, sering mengeluh sakit, seperti sakit kepala, perut dan lainnya.
Orangtua perlu menyadari anak punya perubahan perilaku.
"Kalau ditemukan ada satu saja, perlu patut waspadai. Minimal (orangtua) mengajak anak berkomunikasi, ada apa sih masalahnya," kata dr Rodman. Di sisi lain, memang tidak lah mudah menurutnya membangun komunikasi dengan remaja.
Apa lagi jika komunikasi tersebut tidak dibangun dengan rasa saling percaya sebelumnya.
Pada beberapa kasus, remaja enggan bercerita orangtua karena belum ada kepercayaan.
"Ini tantangan tersulit. Orangtua sulit menggali mencari akar permasalahan," pungkasnya.