Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari 94 persen masyarakat menggosok gigi, baru 2,8 persen yang melakukannya dengan benar.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri, MSc.
"Faktanya hanya 2,8 persen masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang benar dan tepat," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Rabu (13/9/2023).
Padahal jika menggosok gigi kurang bersih dan di waktu tidak tepat, sisa makanan atau minuman manis pada gigi menyebabkan bakteri berkembang lebih cepat.
Bakteri ini memfermentasi sisa karbohidrat pada gigi menjadi asam, dan membuat lapisan gigi lebih rentan berlubang.
Baca juga: Sikat Gigi Asal-asalan Sebabkan Karang Gigi Masuk ke dalam Gusi, Perhatikan Teknik Sikat Gigi
Sebuah studi menunjukkan saat seseorang mengonsumsi 1-2 porsi minuman berpemanis setiap hari, maka risiko gigi berlubangnya meningkat hingga 31 persen.
Kita tentu tidak bisa sepenuhnya menghindari gula karena fungsinya sebagai sumber energi dan pendorong fungsi kerja otak.
"Tapi konsumsinya harus dibarengi perilaku menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali,"
Sehingga tidak heran kata drg Usman, tidak heran jika data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 ungkapkan jika 7 dari 10 anak Indonesia memiliki gigi berlubang.
Menurut drg Usman, pengetahuan kesehatan gigi masyarakat Indonesia masih belum begitu bagus.
Di sisi lain, 95,5 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun .
Artinya kebiasaan menyikat gigi yang tepat masih perlu ditanamkan, disertai akses layanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih merata.
Di sisi lain, Indonesia memang masi masih menghadapi masalah akses dokter.
"Dokter kita itu kan distribusi belum merata, walau rasio sudah cukup lumayan. Tapi masih banyak di kota besar. Jadi memang penempatan dokter menjadi sangat penting," tutup drg Usman.