Beberapa faktor risiko dari insomnia sebagai berikut:
- Berjenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan wanita sering mengalami perubahan hormonal, terutama ketika memasuki siklus menstruasi atau menopause, sehingga berdampak pada siklus tidur.
- Berusia 60 tahun ke atas. Risiko insomnia dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
- Memiliki pekerjaan yang menerapkan sistem shift.
- Memiliki rutinitas dengan tingkat stres tinggi.
- Mengidap kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, obesitas atau berat badan berlebih, dan lain sebagainya.
Baca : Adakah Makanan Tertentu yang Menyebabkan Alopecia? Ini Kata dr. Ammarilis
Gejala Insomnia
Gejala utama dari insomnia adalah kesulitan untuk tidur di malam hari. Selain itu, gejala umum dari insomnia adalah sebagai berikut:
- Mudah merasa lelah dan sulit berkonsentrasi saat melakukan aktivitas di siang hari.
- Mudah terbangun di malam hari dan tidak dapat tidur kembali.
- Perubahan emosional.
- Mengantuk di siang hari namun tidak bisa tidur.
- Daya ingat menurun.
- Gairah seks menurun.
Cara Atasi Insomnia
Cara mengatasi insomnia pun tergantung dari tingkat keparahan dan faktor penyebab. Jika insomnia yang dialami cenderung ringan dan baru bersifat akut, dokter akan menyarankan pasien untuk menerapkan gaya hidup sehat seperti:
- Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
- Membatasi konsumsi kafein dan alkohol.
- Berhenti merokok.
- Rutin berolahraga.
- Menghindari penggunaan ponsel atau alat elektronik lainnya sebelum tidur.
- Menghindari konsumsi makanan secara berlebihan sesaat sebelum tidur.
- Meredupkan atau mematikan lampu di kamar sebelum tidur.
Sedangkan, insomnia kronis akan ditangani dokter melalui beberapa tindakan medis, seperti:
- Meresepkan obat tidur. Namun, penggunaan obat tidur ini hanya bersifat sementara dan bukan untuk mengatasi insomnia sepenuhnya.
- Konseling dan psikoterapi.
(TribunHealth.com/PP)