News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konferensi Pertama AGI Bahas Pemanfaatan Genomik untuk Pengobatan dan Pencegahan Penyakit

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) tentang penyelenggaraan conference bertema Sustainable Genetics for Health and Food in Indonesia: Innovation and Challenges di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) menggelar konference mengangkat tema "Sustainable Genetics for Health and Food in Indonesia: Innovation and Challenges" yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).

Ini merupakan konferensi pertama yang diselenggaraka AGI sejak asosiasi ini pertama kali dibentuk pada Agustus 2022 oleh Dr. dr. Ivan R. Sini, SpOG, bersama sejumlah dokter lain seperti Adrian Lembong, drg. Adittya, MARS, Levana Sari, Prof Hera Sundoyo dan dr. Ariel Pradipta, Ph.D.

Ketua Umum AGI Dr dr Ivan R Sini SpOG mengatakan, genomik merupakan terminologi baru di Indonesia sehingga pihaknya mengupayakan akan menyelengggarakan sesi ilmiah serupa sesering mungkin.

"Asosiasi ini terdiri dari dokter yang berasal dari latar belakang beragam yang memiliki perhatian sama pada perkembangan genomik di Indonesia. Ilmu genomik masih relatif baru. AGI punya tanggung jawab untuk mengedukadi masyarakat luas tentang apa itu genomik," ungkap dr Ivan dalam konferensi pers dengan media di Jakarta, Sabtu lalu.

Dia menjelaskan, konsekuensi tes genomik yang akan diimplementasikan di kemudian hari akan memberi benefit kepada masyarakat luas. "Perkembangan teknologi genomik yang semakin tinggi membuat kita bisa mengetahui upaya preventif terhadap penanganan penyakit," ungkap dr Ivan.

"Melalui konferensi ini kita ingin membuka genomik tidak hanya di aspek kesehatan tapi juga ke sektor lain seperti pangan," seraya menyebutkan, AGI saat ini memiliki lebih dari 60 member individu dan beberapa asosiasi yang memberikan dukungan dan kerjasamanya.

"Konferensi pertama AGI ini akan mampu menjaga biodiversitas di Indonesia dan diproyeksikan diselenggarakan setahun sekali," imbuh dr Ivan.

Ditjen Kesehatan dan Alat Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI Lucia Rizka Andalusia mengatakan, teknologi genomik berkembang sangat pesat dan menjadi sumber pengetahuan baru di dunia kesehatan.

"Genomik mampu membuka rahasia rahasia kehidupan manusia dan binatang dan bisa menghasilkan produk yang bermanfaaat termasuk di sektor kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Terapi Sel Punca dan Genomik Bermanfaat Mengatasi Penyakit Kronis

Karena itu, dia menekankan, perkembangan eknologi genomik yang pesat saat ini harus diimbangi dengan regulasi yang baik karena ada aspek etik dan legal serta keamanan data di dalamnya. "Harus ada orkestrasi di tingkat nasional dan selanjutnya membentuk eksistem," ungkap dr Lucia.

Dia menambahkan, sebagai asosiasi, AGI menjadi salah satu enabler dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi genomik di Indonesia agar keluarannya bermanfaat untuk sektor kesehatan di Indonesia.

"Kita menyambut baik pengembangan teknologi genomik ini. Pemerintah bersama sektor swasta mendorong percepatan pemanfaatannya di sektor kesehatan. Kita ingin biodiversity ini benar benar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," ungkap Lucia.

Baca juga: Tingkatkan Kesehatan Masyarakat, NGI dan Bumame Bangun Laboratorium Genomik

Dia memaparkan saat ini Pemerintah memiliki 9 hub rumah sakit pemerintah untuk pengembangan teknologi genomik dan pemanfaatannya yang dilakukan di rumah sakit.

"Misalnya di RS Kanker Dharmais, untuk mengetahui jenis kankernya apa, itu sudah memakai pendekatan teknologi genomik. Begitu juga diagnosis jenis kanker dan obat yang dibutuhkan sudah diterapkan di beberapa rumah sakit," bebernya.

Dia menyebutkan, teknologi genomik ini masih mahal dan belum banyak masyarakat yang bisa mengaksesnya. "Beberapa rumah sakit sudah menjual layanan ini ke pasien. Namun pemerintah sudah memasukkan ini sebagai program pemerintah seperti skrining TBC, HPV," lanjutnya.

Namun dia mengingatkan, sejauh ini pemgggunaan teknologi genomik untuk sektor kesehatan masih belum bisa dicover oleh BPJS Kesehatan.

Baca juga: Kantongi Ratusan Juta Data Genomik, Menkes: Indonesia Potensi Perluas Riset Infrastruktur Kesehatan

Inisiator AGI lainnya, dr Andrian Lembong mengatakan, Pemerintah bisa memanfaatkan biodiversity di Indonesia untuk kemanfaatan bagi masyarakat baik untuk sektor kesehatan maupun pertanian.

"Karenanya, perlu regulasi yang holistik tidak hanya aspek kesehatan tapi juga kesehatan, informatika sampai hak asasi manusia. Kami di AGI meyakini perlu menjembatani antara visi dan policy pemerintah," ujarnya.

Dr dr Ivan menambahan, konferensi pertama ini diselenggarakan untuk mempromosikan AGI dalam komunitas genom, sekaligus untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan menjajaki peluang yang ditimbulkan oleh genetika berkelanjutan di Indonesia.

"Bidang genetika telah merevolusi cara kita memahami kesehatan manusia dan produksi pangan. Dengan kemajuan teknologi dan alat genetika, kami telah mampu mengidentifikasi penanda genetik yang berkontribusi terhadap risiko penyakit dan memahami faktor genetik yang memengaruhi kualitas dan keamanan pangan."

"Namun, kemajuan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan praktik genetika dan dampaknya terhadap lingkungan," katanya.

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Genomik pada Kanker Payudara

Dia menambahkan, Indonesia memiliki keanekaragaman genetik, genetika berkelanjutan semakin menjadi topik yang menarik. Genetika berkelanjutan, yang mengacu pada penerapan teknologi dan praktik genetika yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan, memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan manusia dan ketahanan pangan di Indonesia.

"Namun, genetika berkelanjutan juga memiliki tantangan tersendiri, seperti memastikan akses yang adil terhadap teknologi genetika dan mengatasi potensi risiko lingkungan yang terkait dengan modifikasi genetika," ungkapnya.

AGI berharap, penyelenggaraan konferensi ini dapat mendorong kolaborasi interdisipliner, menumbuhkan ide-ide penelitian baru, dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan di antara para peneliti, pembuat kebijakan, dan perwakilan industri.

Selain itu, juga akan menyediakan platform untuk diseminasi temuan penelitian baru dan identifikasi kesenjangan penelitian dan arah masa depan sekaligus memajukan genetika berkelanjutan untuk kesehatan dan pangan di Indonesia demi kepentingan negara dan dunia.

Sebagian artikel ini dikutip dari Warta Kota

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini