TRIBUNNEWS.COM, KESEHATAN - Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC jelaskan mengenai kekambuhan yang dapat terjadi usai melakukan pengobatan pada atrial fibrilasi.
Atrial fibrilasi merupakan kondisi jantung di mana denyut jantung tidak beraturan dan sering kali cepat.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait penyakit jantung lainnya.
Atrial fibrilasi merupakan salah satu kondisi yang bisa hilang timbul atau dapat pula tak kunjung menghilang.
Baca juga: Cara Mudah Deteksi Dini Atrial Fibrilasi, Apakah Bisa Disembuhkan? Begini Jawaban Dokter
Meski biasanya tidak mengancam nyawa, namun atrial fibrilasi merupakan kondisi medis serius yang terkadang memerlukan perawatan darurat untuk mencegah terjadinya komplikasi parah.
Perlu diketahui, atrial fibrilasi ini terjadi akibat adanya gangguan hantaran sinyal listrik di otot jantung.
Akibatnya, denyut jantung menjadi tidak normal sehingga tidak memompa darah dengan optimal ke seluruh tubuh.
Dilansir dari kanal YouTube Kompas Tv, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC berikan penjelasan mengenai kekambuhan pada atrial fibrilasi usai melakukan pengobatan.
Baca juga: Deteksi Dini Aritmia, Gangguan Irama Jantung, Dokter Imbau Lakukan MENARI: Meraba Nadi Sendiri
dr Ignatius Yansen menuturkan, atrial fibrilasi dapat dilakukan pengobatan dengan cara ablasi jantung, yaitu dengan Kateter ablasi dan Cryoablation.
Kateter ablasi ini adalah prosedur non bedah untuk memperbaiki aktivitas listrik abnormal pada jantung dengan mengirimkan radiofrekuensi melalui kateter.
Kateter tersebut akan menghantarkan energi listrik untuk memperbaiki gangguan irama jantung, karena pada atrial fibrilasi irama jantung mengalami gangguan.
Sementara itu, Cryoablation merupakan salah satu prosedur lainnya untuk pengobatan atrial fibrilasi dengan menggunakan balon dingin.
Balon dingin tersebut akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah paru, kemudian didinginkan suhunya hingga minus 50 derajat.
Baca juga: dr. Zaidul Akbar Ungkap Makan Cokelat Baik untuk Kesehatan Jantung, Gunakan Cokelat Jenis Ini
Lantas, apakah setelah melakukan ablasi jantung atau pengobatan, atrial fibrilasi bisa kambuh kembali?
dr Ignatius Yansen menjelaskan, tingkat keberhasilan dari ablasi jantung ini kembali lagi pada kondisi pasien.
Jika pasien atrial fibrilasi ini diketahui sejak dini pada saat atrial fibrilasi masih stadium awal, maka untuk tidak kambuh dan keberhasilannya sangat tinggi.
Ketika atrial fibrilasi diobati pada saat stadium awal, angka kekambuhannya sangat kecil dibandingkan dengan pasien yang sudah memasuki atrial fibrilasi stadium lanjut.
Menurut dr Ignatius Yansen, pada pasien atrial fibrilasi stadium lanjut, angka keberhasilannya hanya 60-70 persen, sedangkan stadium awal bisa mencapai 80 persen.
Baca juga: Tak Selalu Berbahaya, dr. Zaidul Akbar Sebut Lemak Berikut Baik untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja?
"Stadium lanjut keberhasilannya mungkin hanya 60 sampai 70 persen, sedangkan stadium awal bisa mencapai 80 persen tingkat keberhasilannya," jelas dr Ignatius Yansen.
"Saya selalu cerita kepada pasien saya yang mengalami atrial fibrilasi, setelah menjalani ablasi jantung masalah tidak selesai begitu saja."
"Artinya, pasien tetap harus menjaga faktor risiko yang lain, kalau memiliki darah tinggi, darah tingginya harus terkontrol. Kalau memiliki diabetes, diabetesnya harus terkontrol."
"Semua itu harus dikontrol dengan baik, supaya mencegah jangan sampai risiko atrial fibrilasi muncul kembali dan pasien harus melakukan ablasi jantung ulang," lanjutnya.
Baca juga: dr. Zaidul: Konsumsi 7 Kacang Almond Sehari Dapat Tingkatkan Kesehatan Jantung & Turunkan Kolesterol
dr Ignatius Yansen menyebutkan, faktor risiko dari atrial fibrilasi ini tidak hanya faktor usia saja, namun gaya hidup hingga penyakit penyerta juga dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi.
"Karena memang faktor risiko dari atrial fibrilasi tidak hanya faktor usia saja, namun gaya hidup hingga penyakit penyerta juga mempengaruhi."
"Jika atrial fibrilasi dapat dideteksi sejak awal, pasien memiliki angka kesembuhan yang tinggi dan tidak perlu minum obat kembali," tutur dr Ignatius Yansen.
Untuk melakukan deteksi dini atrial fibrilasi, Anda disarankan untuk melakukan MENARI yaitu meraba nadi sendiri.
Hal ini disarankan untuk mengetahui apakah denyut jantung berdenyut secara normal atau tidak.
Baca juga: Berdebar Setelah Minum Kopi? Berikut 5 Tips untuk Mengatasi Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunnews.com/IR)