News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PEC Gelar Seminar Cegah Kanker dengan Preventive Medicine

Penulis: Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

President Executive Club (PEC) Forum saat seminar yang mengangkat tema Pencegahan Kanker dengan Preventive Medicine di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (11/10/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deteksi dini tanda atau gejala kanker penting dilakukan.

Deteksi dini aknker penting dilakukan, terutama pada seseorang yang punya keturunan atau riwayat penderita kanker di keluarganya.

Baca juga: Pemda DIY-Bio Farma Luncurkan Alat Deteksi Dini Kanker Serviks

Sebab, kanker merupakan penyakit yang punya perawatan yang sulit dan sering membuat nyawa penderita melayang jika ditemukan dalam stadium lanjut.

Demikian kesimpulan dari President Executive Club (PEC) Forum saat seminar yang mengangkat tema Pencegahan Kanker dengan Preventive Medicine di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (11/10/2023).

Dijelaskan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah memfokuskan pada upaya promotif dan preventif sebagai arah pembangunan kesehatan.

Baca juga: Cek Dini Kanker Payudara, Ayo Sadari Setelah Menstruasi  

Hal ini diwujudkan, salah satunya, peningkatan layanan primer di Puskesmas dan Posyandu, serta menyediakan alat pemeriksaan yang memadai plus didukung dengan ketersediaan tenaga kesehatan andal. Sehingga, fasilitas layanan kesehatan primer fokusnya bukan memberikan pelayanan sekunder atau rujukan, tapi pelayanan pencegahan.

Selain itu, Kemenkes juga melakukan pendekatan melalui strategi 4 pilar untuk menyikapi permasalahan kanker, yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus.

Di mana pilar promosi kesehatan dan deteksi dini jadi ujung tombak Kemenkes agar jumlah kasus dan kematian akibat kanker bisa ditekan.

Pasalnya, anggaran upaya kuratif sebelumnya memakan lebih besar dan salah satu yang memakan biaya paling besar ialah penyakit kanker.

Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2020, kanker merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua, yaitu sekitar Rp 3,5 triliun.

Beban pembiayaan bisa mencapai sebesar itu karena 70 persen kanker ditemukan pada stadium lanjut.

Menurut Prof Xu Kecheng selaku Pendiri dan Presiden Utama dari Fuda Cancer Hospital, langkah yang telah dilakukan pemerintah Indonesia sudah benar dan berjalan dengan baik.

Karena kunci untuk menekan jumlah kasus dan kematian akibat kanker ialah memfokuskan pada upaya promotif dan preventif.

Lebih dalam, Prof Xu Kecheng menjelaskan bahwa seseorang perlu melakukan deteksi dini, terutama ia yang memiliki anggota keluarga menderita kanker.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini