News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Mau Pusing saat Anak GTM, Tasya Kamila Bagikan Kiat Jitunya

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tasya Kamila, artis sekaligus ibu dua anak.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fase pemberian makanan pendamping ASI (mpasi) seringkali dikaitkan dengan kebiasaan si kecil mengemut makanan hingga GTM atau Gerakan Tutup Mulut (GTM).

Kondisi ini membuat para bunda pusing hingga stres.

Namun hal ini tidak berlaku pada artis sekaligus ibu dua orang anak, Tasya Kamila.

Ia mempunyai kiat jitu agar tidak stres selama fase mpasi:

1. Turunkan keinginan menjadi sempurna

"Setiap anak makan 150 ml harus habis. Buang jauh-jauh ingin jadi sempurna turunkan ekspektasi," kata dia dalam peluncuran Pureats, di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. Membangun suasana makan yang menyenangkan.

Istri dari Randy Bachtiar ini menuturkan, saat anak makan harus didukung dengan lingkungan tenang dan menyenangkan.

Misalkan, anak makan bersama ayah ibunya. Suasana tenang akan membuat anak nyaman dalam menikmati makan, terlebih si kecil bisa melihat kebiasaan makan orangtuanya.

3. Evaluasi

Selanjutnya, saat anak tetap menolak makan dirinya akan mencari tahu penyebabnya.

"Apakah anak sedang sakit batuk pilek, kita juga lagi sakit gak enak makan. Atau juga anak sudah tidak cocok dengan tekstur makanan yang diberikan. Kita bisa coba naikkan tekstur," ujar dia.

Namun saat si anak tetap menolak makan terus menerus atau lebih 3 hari dan mempengaruhi pertumbuhannya, maka ada baiknya segera berkunjung ke dokter.

"Kalau nolak saat makan siang gpp, nanti pas dinner dia makan. Nggak usah mikirin, kalau gak mau makan setiap hari atau 3 hari baru panik, evaluasi," ucap Tasya.

"Selama pertumbuhanya baik, ya sudah biasa saja. Itu cuma drama-drama biasa yang bisa dilewati dengan tenang," lanjutnya.

Orangtua Harus Pastikan Kebutuhan Gizi Si Kecil Terpenuhi

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Gizi dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. GK, menjelaskan, bayi dan anak membutuhkan seluruh nutrisi makro maupun mikro untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Nutrisi makro meliputi karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan nutrisi mikro adalah vitamin dan mineral.

Seorang anak harus mendapatkan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap dan seimbang.

Pada usia 6 bulan, bayi sudah perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) karena energi dari ASI sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi pada usia tersebut. Secara khusus ada zat gizi yang memang harus didapatkan dari MPASI, di antaranya vitamin D, zat besi, zinc, vitamin C, folat, kalsium, dan vitamin A.

Salah satu zat gizi yang penting adalah zat besi karena diperlukan oleh tubuh untuk membentuk heme yang ada pada hemoglobin, sedangkan fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh agar sel-sel tubuh dapat berfungsi optimal dan bertumbuh.

Selain itu zat besi juga terkait dengan perkembangan kognitif anak.

"Cara orang tua memastikan seluruh nutrisi tersebut tercakup dalam diet anak adalah dengan memberikan makanan secara bervariasi karena tidak ada satupun bahan makanan yang mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan, dan memastikan bahwa tumbuh kembang anak sesuai dengan tahapan usianya," kata dr Juwalita.

Ia menambahkan, memberikan camilan atau snack untuk anak merupakan salah satu cara agar dapat memberikan nutrisi lengkap mengingat anak-anak memiliki kapasitas lambung yang terbatas dan menyebabkan mereka tidak dapat menerima makanan dalam jumlah besar sekaligus.

Pemberian camilan di waktu yang tepat akan memberikan energi yang berkesinambungan, sehingga anak tetap dapat terpenuhi kebutuhan tubuhnya termasuk kebutuhan untuk bertumbuh.

Bahkan American Academy of Pediatrics memang merekomendasikan untuk memberikan 2 hingga 3 kali snack sehat per hari untuk anak usia 12 hingga 36 bulan di samping memberikan makanan utama sebanyak 3 kali sehari.

Namun, perlu dihindari makanan olahan yang diberikan gula tambahan. Ketika anak mengonsumsi makanan bergula tinggi justru ia akan cepat mudah lapar kembali.

Pureats, makanan ringan bayi dan balita hadir untuk menemani waktu di antar makan anak-anak.

Dibuat dari bahan-bahan organik, bebas 5 allergen (telur, gandum, kacang-kacangan, ikan, sulfit), natural tanpa tambahan pewarna, perasa sintetik, tanpa bahan pengawet, bebas gluten, halal, dan diolah melalui proses pengolahan yang sehat, Freeze-drying dan Dipanggang, tidak digoreng.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini