News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Konvensi Minamata, Indonesia Beber Roadmap Penghapusan Produk Mengandung Merkuri

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, KLHK Rosa Vivien Ratnawati di pertemuan Conference of the Parties ke-5 (COP-5) Konvensi Minamata di Jenewa, Swiss, Senin (30/10/2023)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkomitmen mengawasi produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan.

"Indonesia mendukung pengaturan terhadap isu-isu tersebut untuk dapat dilaksanakan pada level nasional," kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, KLHK Rosa Vivien Ratnawati, saat memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Conference of the Parties ke-5 (COP-5) Konvensi Minamata di Jenewa, Swiss, Senin (30/10/2023).

Sejumlah produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan sekitar antara lain lampu, dental amalgam (bahan untuk menambal gigi), kosmetik, pertambangan emas skala kecil, emisi dan lepasan merkuri, ambang batas limbah merkuri, dan perdagangan merkuri.

"Dalam pelaksanaannya terkait isu tersebut di atas KLHK sebagai Focal Point bekerjasama dengan K/L terkait, yaitu Kementerian Perindustrian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mengontrol peredaran produk-produk yang mengandung merkuri dan telah memiliki peta jalan untuk penghapusannya," ujar Vivien.

Terkait dengan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), kata Vivien, Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) untuk pelarangan penggunaan merkuri pada sektor PESK pada tahun 2025.

Baca juga: Bahaya Gunakan Skincare Mengandung Merkuri

Sementara untuk amalgam gigi, Indonesia telah lama menghapus penggunaan merkuri sebagai amalgam gigi.

"Terkait hal ini Indonesia telah menyusun program untuk mengganti penggunaan merkuri dengan bahan yang lebih ramah lingkungan," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini