Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ada beberapa penyakit yang patut diwaspadai saat memasuki musim pancaroba seperti saat ini.
Apa saja, berikut ulasan dari pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama.
1. Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene).
Dengan musim panas yang berkepanjangan, maka suplai air bersih juga akan berkurang.
Persediaan air menjadi terbatas dan kemudian berdampak pada personal higienis juga menurun.
Kondisi ini akan meningkatkan terjadinya penularan penyakit diare.
Untuk melindungi diri dari risiko penyakit diare, dia menganjurkan masyarakat untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.
"Masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (4/11/2023).
2. Demam Dengue
Seperti diketahui, bahwa vektor penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti.
Pada musim kemarau, dimana persediaan air sangat terbatas maka masyarakat akan cenderung menghemat air, termasuk kebiasaan menguras bak-bak air juga akan menjadi jarang.
Hal ini memberikan kesempatan kepada nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak yang pada tempat penampungan air bersih.
Kondisi ini lalu meningkatkan faktor risiko terjadinya penularan penyakit demam dengue.
Selain itu, pada pergantian musim dari musim panas ke musim hujan maka akan terjadi genangan-genangan air dibeberapa kontainer yang sebelumnya tidak berisi air, seperti ban-ban bekas, kaleng yang berserakan serta talang-talang rumah yang kontruksinya kurang bagus.
Ini semua memberikan kesempatan kepada vector penyakit demam berdarah untuk berkembang biak.
3. Keracunan makanan
Secara umum pada musim panas akan mempercepat rusaknya beberapa bahan makanan, karena cepatnya pertumbuhan beberapa mikro organism pada suhu panas.
Hal ini sangat potensial menyebabkan makanan menjadi lebih cepat rusak atau basi. Oleh karena itu masyarakat perlu waspada untuk mengkonsumsi makanan.
4. Demam tifoid
Penyakit demam tifoid (orang sering menyebutnya sebagai sakit tipes) sangat erat kaitanya dengan ketersediaan air bersih dan penyakit ini juga sangat mudah menular melalui makanan minuman yang diproses kurang bersih.
5. Penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
Penyakit ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.
Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir.
Seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
"Langkah mengantisipasi penyakit leptospirosis adalah menjaga kebersihan agar tak ada tikus berkeliaran, tidak bermain air saat banjir, terutama jika memiliki luka, serta memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus ke daerah banjir. Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil," ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.
6.Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Pada situasi pancaroba dan polusi udara maka ISPA akan terus meningkat.
7. Penyakit Kronik
Masyarakat perlu mengantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.
Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat perubahan musim pancaroba ini.