Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ungkap kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia tunjukkan tren peningkatan pada bulan November selama 10 tahun terakhir.
Nyatanya, penyakit yang disebarkan melalui nyamuk aedes aegypti ini semakin marak terjadi pada suhu yang panas.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Imran Pambudi, MPHM.
Pada suhu panas, nyamuk aedes aegypti akan lebih sering mengigit.
"Perilaku nyamuk, semakin panas suhu udara, itu semakin sering gigit,"ungkapnya dalam acara Pencatatan Rekor MURI dan Diskusi Media “Ngobrol Santai Cegah DBD #Ayo3MplusVaksinDBD” di Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).
Baca juga: Minta Kemenkes Buat Public Hearing untuk RPP Kesehatan, DPR: Libatkan Pengusaha dan Petani Tembakau
Pada suhu biasa seperti 25 derajat celcius, nyamuk akan menggigit setiap lima hari sekali.
"Tetapi pada suhu 30 derajat celcius ke atas, nyamuk bisa mengigit tiap dua hari sekali. Semakin ganas dia. Semakin haus karena panas," tutur dr Imran.
Selain itu, dr Imran mengingatkan jika virus DBD bisa menularkan ke orang lain sehingga penting untuk dilakukan pencegahan.
Pertama cegah perkembangbiakan nyamuk dengan 3M, menguras, mengubur dan menutup.
Selain itu penting untuk membersihkan tempat-tempat yang diduga sebagai sarang nyamuk.
Kedua, melakukan vaksinasi untuk DBD.
Ketiga, meningkatkan daya tahan tubuh, jangan sering begadang dan istirahat yang cukup.