News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terganggunya Kesehatan Reproduksi Bisa Picu Dampak Negatif dalam Kehidupan Perempuan

Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Untuk meningkatkan kesadaran publik, diperlukan langkah proaktif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang perasaan dan masalah emosi yang sering dialami oleh perempuan sebelum haid. Terutama terkait premenstrual syndrome (PMS) atau gejala pra menstruasi dan premenstrual dysphoric disorder (PMDD) atau gejala pramenstruasi disporik/gejala pra menstruasi parah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk meningkatkan kesadaran publik, diperlukan langkah proaktif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang perasaan dan masalah emosi yang sering dialami oleh perempuan sebelum haid.

Terutama terkait premenstrual syndrome (PMS) atau gejala pra menstruasi dan premenstrual dysphoric disorder (PMDD) atau gejala pramenstruasi disporik/gejala pra menstruasi parah.

Melalui program "Bicara Kontrasepsi", Bayer memberikan edukasi terkait isu tersebut, serta manfaat inovasi pil KB kombinasi yang mengandung Drospirenon dalam mengelola dan memperbaiki gejala PMDD.

Head of Medical Dept Pharmaceuticals Bayer Indonesia dr Dewi Muliatin Santoso mengatakan,  menjaga kesehatan reproduksi yang mencakup kondisi fisik, psikis, dan sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi, adalah hal yang penting.

Baca juga: Kementerian Kesehatan Ingatkan Waspada DBD, Penyebab Kematian Tertinggi ke-6 pada Anak

Menurut Dewi, terganggunya kesehatan reproduksi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan perempuan. Seperti gangguan PMS dan PMDD yang kerap dialami perempuan saat pra-menstruasi. Oleh karena itu, Bayer berkomitmen untuk membantu masyarakat memahami betapa pentingnya kesehatan reproduksi bagi perempuan, terutama yang disebabkan oleh PMS and PMDD.

"Sebelum atau selama haid, perempuan kerap kali mengalami PMS maupun gejala lebih parah yang biasa disebut PMDD, yang dapat mempengaruhi kesehatan perempuan secara menyeluruh. Namun sayangnya, hal ini seringkali diabaikan atau dianggap sepele oleh masyarakat," jelas dr. Dewi, Minggu (12/11/2023).

Ia menjelaskan sebuah penelitian menunjukkan hampir setengah dari perempuan di seluruh dunia, termasuk 95 persen di Indonesia, mengalami PMS.

"PMS bisa membuat perempuan merasa tidak nyaman dengan gejala seperti perubahan mood, sakit perut, sakit kepala, dan gangguan lainnya seperti mual dan sembelit," ujarnya.

Selain PMS, ada juga PMDD yang memiliki gejala hampir sama dengan PMS, tapi lebih parah. PMDD bisa membuat perempuan mengalami kecemasan dan serangan panik, mudah marah, dan tersinggung.

"Juga suasana hati buruk dan perasaan tertekan, perubahan nafsu makan, yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. PMDD bahkan menimbulkan masalah kulit, pernapasan, penglihatan dan pencernaan," terang Dewi.

Data menunjukkan sekitar 6 juta perempuan di dunia menderita PMDD, meskipun angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak perempuan tidak melaporkan gejalanya.

Dewi menambahkan salah satu cara meredakan gejala PMS dan PMDD saat mendekati dan selama menstruasi yakni menggunakan pil KB modern yang mengandung drospirenon.

Penggunaan pil KB ini bisa membantu mengatur hormon yang berperan dalam PMS dan PMDD. Drospirenon memiliki sifat seperti progesteron yang membantu mengatur proses dan siklus menstruasi.

"Pil KB modern mengandung drospirenon berperan penting dalam membantu perempuan mencapai kondisi kesehatan reproduksi lebih baik. Namun, pil ini hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Karena itu, penting berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini