Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak bisa alami diabetes melitus. Namun ada sebagian orangtua yang hindari obat medis dan pilih alternatif.
Terkait hal ini, DR Dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), Project Lead Changing Diabetes in Children (CDiC) & Direktur Eksekutif International Pediatrics Association / Asosiasi Dokter Anak Sedunia beri tanggapan.
Menurutnya, untuk pengobatan diabetes pada anak, harus dilakukan dengan serius.
"Jangan pernah coba-coba pengobatan apapun kalau terkait diabetes. Risikonya terlalu mahal dibayar untuk anak," tegas dr Aman pada media briefing virtual, Selasa (21/11/2023).
Untuk diabetes tipe apapun pada anak, orangtua diimbau rutin kontrol ke dokter.
"Pastikan dia (anak) kontrol yang baik ke dokter endokrinologi anak, atau dokter anak," kata dr Aman lagi.
Biasanya, pada diabetes tipe satu, orangtua kerap menyangkal.
Tidak tega melihat anak harus disuntik insulin secara berkala, sehingga mencari alternatif lain.
Dan sering kali, orangtua terkecoh dengan 'honeymoon period'.
"Ada namanya honeymoon period. Seolah-olah diabetes sembuh. Sisa insulin ada sedikit pada awal diganosis diabetes. Padahal akhirnya dosis insulin tambah lama tambah berkurang," jelas dr Aman.
Bahkan ada beberapa kasus, walau tidak dianjurkan, anak yang tidak suntik insulin, tetap memiliki kadar gula darah normal.
"Dia pikir dia sembuh. Dan saat bersamaan itu mungkin diberi minum jamu, rempah-rempah dan lainnya," papar dr Aman.
Anak pun akhirnya tidak mendapatkan perawatan semestinya.
Setelah honeymoon period selesai, kadar gula anak bermasalah dan bisa mengalami perburukan.
Oleh karena itu dr Aman mengajak orangtua untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan. Lalu mendapatkan tata laksana yang tepat.
Pengobatan diabetes itu jangka panjang dan jika terkontrol anak bisa beraktivitas normal.
"Kalau hanya merasa sehat 1-5 tahun, nanti ada jangka panjang. Bisa komplikasi ginjal, mata dan sebagainya," pungkasnya.