News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Indonesia Dorong Dunia Percepat Penyediaan Vaksin TBC Baru

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rakernas BKKBN, Rabu (25/1/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Indonesia mendorong dunia untuk mempercepat penyediaan vaksin Tuberkulosis (TBC) baru.

Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa vaksin TBC memberikan solusi perlindungan yang ekonomis dan bermanfaat, misalnya mengurangi dampak ekonomi akibat biaya perawatan kesehatan dan kehilangan produktivitas.

“Apabila eliminasi TBC ingin dicapai pada 2030, kita hanya memiliki 3 tahun untuk mengembangkan vaksin TBC agar dapat mulai digunakan di 2028. Pengembangan vaksin harus dilakukan secara fokus,” ungkap Menkes Budi dalam ​​Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke 37 di Kota Brasilia, Brazil.

Baca juga: Kasus TBC di Indonesia tembus 1 juta – Kenapa meningkat pada anak dan seperti apa gejalanya?

Indonesia juga menyampaikan gagasannya untuk meyakinkan seluruh anggota negara G20 agar melakukan investasi memadai sehingga vaksin TBC baru dapat tersedia dalam tiga tahun mendatang.

Saat ini, vaksin TBC yang tersedia adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin BCG memberikan perlindungan parsial untuk mencegah TBC yang berat pada bayi dan anak usia dini.

Namun sayangnya tidak cukup untuk melindungi anak dan orang dewasa dari TBC.

Pengembangan vaksin TBC yang efektif untuk semua usia, terutama untuk anak dan orang dewasa, diperlukan untuk mencapai 90 persen penurunan insidens dan 95 persen penurunan kematian akibat TBC. 

Saat ini, beberapa kandidat vaksin TBC yang sedang dikembangkan memiliki potensi untuk mencegah penyakit TBC pada anak dan orang dewasa.

Indonesia ada tiga kandidat vaksin TBC. Pertama adalah vaksin yang dikembangkan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF). Vaksin yang awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Inggris, GSK, ini memanfaatkan protein rekombinan. 

Untuk pengembangan vaksin ini, telah dilakukan penelitian epidemiologi di Indonesia yang mengungkapkan lebih dari 30 persen populasi sampel dalam penelitian ini mungkin telah terinfeksi TBC.

Kedua, vaksin yang dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal China, CanSinoBio, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini menggunakan vektor virus dan sedang uji klinis fase pertama. 

Ketiga, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma.

Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA dan saat ini sedang penjajakan untuk lokasi uji klinis fase 2 di Indonesia.

“Saya percaya dengan investasi ini kita tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, namun juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,” harap Menkes Budi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini