Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak stunting dan anak berbadan pendek sama-sama menyebabkan pertumbuhan tubuh anak tidak optimal.
Anak yang mengalami stunting sudah pasti badannya akan pendek. Namun anak berbadan pendek belum tentu mengalami stunting.
Karena itu, masing-masing membutuhkan penanganan yang juga berbeda.
Lantas bagaimana cara mengetahui anak tersebut pendek karena stunting atau genetik? Terkait hal ini, dokter spesialis anak dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilihat untuk membedakannya.
Pertama, anak pendek karena genetik biasanya kondisi fisik baik.
Berbeda dengan anak yang alami Stunting. Biasanya ada faktor kelahiran berat badan kurang, atau sering mengalami infeksi berulang.
"Jadi kalau pendek karena genetik, biasanya dia kalau awalnya bagus, dia nanti akan masuk ke potensial genetik," ungkapnya pada acara konferensi pers peluncuran kampanye #PeduliASIBerkualitas Blackmores Pregnancy & Breastfeeding Gold bersama BKKBN dan IDAI di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Kedua, pendek genetik bisa karena mengikuti ayah dan ibu si anak yang tidak tinggi.
Ketiga, anak tetap pendek walau nutrisi sudah cukup naik. "Berarti potensi genetiknya ngikut pada ibu," tambahnya.
Tapi orangtua tidak perlu khawatir. Tinggi badan anak dapat ditingkatkan dengan beberapa upaya
Baca juga: BKKBN Minta Setiap Kecamatan Pantau Keluarga Berisiko Stunting
"Jangan belum berusaha sudah bilang genetik pendek. Kita bisa menciptakan anak-anak lebih tinggi walau genetik pendek," imbuh dr Pertiwi.
Kuncinya, orangtua harus mengejar asupan nutrisi yang baik pada anak di usia satu tahun pertama agar anak tercegah dari risiko stunting.
"Itu kuncinya di satu tahun pertama. Kita harus manfaatkan banget. Ibu dan bapak pendek bisa bikin bagus? Bisa, bayi yang kecil di usia misalnya prematur lahir Cuma 1,5 kilo, bisa tidak jadikan dia tinggi? Bisa" katanya lagi.
Baca juga: 3 Tips Menjaga Sperma Tetap Bagus dan Baik Agar Anak Terhindar Dari Stunting dan Cacat
Caranya, dengan memberikan asupan nutrisi anak yang lengkap. Dimulai dari karbohidrat, vitamin, protein dan lainnya.
Namun, pada bayi berat lahir rendah atau prematur tidak boleh langsung didorong makan terlalu banyak. Sehingga, orangtua dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, langkah apa yang sebaiknya dilakukan.
"Terlalu gendut, cepat naik berat badan, penyakit metabolik (bisa) datang," tutupnya.