News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kedua Tertinggi di Dunia Kemenkes, Ungkap Ada Satu Juta Lebih Orang hidup dengan TBC di Indonesia

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi TBC.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular penyebab kematian terbesar di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan RI, ada lebih dari satu juta orang hidup dengan TBC.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Pambudi mengatakan, tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang sudah ada sejak beberapa abad lalu dan hingga saat ini masih menjadi beban penyakit secara global, utamanya pada negara berkembang.

"Indonesia menyumbang angka kasus penyakit TBC kedua tertinggi di dunia dan berdasarkan Global TB Report 2023, diestimasikan terdapat 1.060.000 kasus TBC baru setiap tahunnya," kata Imran di sela-sela penghargaan Exemplar Award ini membuat Otsuka Group di Indonesia belum lama ini.

Indonesia telah memiliki target untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030 namun mencapai itu ditemukan banyak kendala.

"Lama pengobatan yang menyebabkan rasa jenuh dan munculnya efek samping obat, merupakan beberapa penyebab ketidak patuhan pasien dalam menyelesaikan pengobatan hingga tuntas," katanya.

Selain itu, kata dia  terdapat tantangan lain seperti masih banyaknya stigma dan diskriminasi, isu gender terkait TBC, ketersediaan dan akses layanan TBC, kondisi ekonomi serta ketidaksetaraan sosial terkait TBC.

Untuk inilah, peran serta sektor swasta dalam penuntasan kasus TBC sangat diapresiasi Kemenkes RI, salah satunya Otsuka yang telah menginisiasi program FREE TBC at Workplaces wujud komitmen Otsuka sesuai dengan filosofi perusahaan yaitu Otsuka People Creating New Product for Better Health Worldwide.

"Kami mengapresiasi karena program itu berkontribusi untuk mengedukasi serta meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai TBC di tempat kerja, sehingga diharapkan dapat mengubah stigma negatif bagi para penderita TBC dan dapat mengurangi kasus TBC khususnya pada usia produktif," kata Imran .

Terkait program itu, Otsuka Indonesia dan PT Amerta Indah Otsuka yang merupakan anak perusahaan dari Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. menerima Penghargaan Exemplar Award dari Ending Workplace Tuberculosis (EWTB).

Penghargaan bergengsi ini diumumkan bersamaan dengan momentum perayaan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024, yang mana mengakui kontribusi luar biasa dari perusahaan seperti Otsuka untuk menanggulangi tuberkulosis (TBC) di tempat kerja.

Sudarmadi Widodo - HCD & Corporate Communications Director Otsuka mengatakan, pihaknya fokus perhatian untuk menanggulangi TBC di tempat kerja melalui program FREE Tuberculosis at Workplaces, sejak awal program pada Juli 2022 dan terdapat 31 mitra perusahaan yang telah bergabung untuk dideteksi/skrining TBC ke lebih dari 70.000 karyawan.

"Hal ini menjadikan program tersebut sebagai salah satu program skrining TBC perusahaan terbesar di dunia. Program ini juga menyediakan dukungan medis dan gizi bagi mereka yang dinyatakan positif TBC, menghubungkan mereka dengan layanan kesehatan Puskesmas dan konseling gizi untuk memastikan pasien TBC menerima asupan gizi yang baik dan segera pulih dan mencapai berat badan ideal,” katanya.

Baca juga: Vaksin TBC Baru Karya Anak Bangsa Jadi Harapan untuk Tekan Angka Kematian Tuberkulosis

Director of Ending Workplace TB, Matt Oliver mengatakan, Otsuka Group di Indonesia  menerima penghargaan Exemplar Award karena  telah menunjukkan komitmen jangka panjang dan kontribusi berkelanjutan terhadap penanggulangan dan pencegahan TBC di tempat kerja.

“Dengan adanya penghargaan Exemplar Award ini membuat Otsuka Group di Indonesia semakin semangat untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi kasus TBC dan mengubah persepsi masyarakat terhadap TBC, sehingga penderita TBC yang telah pulih dapat hidup kembali normal tanpa adanya diskriminasi, serta terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan terbebas dari TBC”, tutup Widodo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini