Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Indonesia menjadi negara nomor tiga dengan jumlah konsumsi minuman kemasan berpemanis terbesar di Asia Tenggara.
Tidak hanya gula murni seperti gula merah dan gula pasir, kandungan gula dalam minuman dan makanan olahan jadi juga jadi kesukaan masyarakat Indonesia.
Nutrisionis Mochammad Rizal menyebut, ada tiga alasan mengapa orang Indonesia suka konsumsi minuman manis.
"Orang Indonesia memang suka minuman manis. Dari data yang ada konsumsi minuman kemasan berpemanis meningkat di indonesia 15 kali lipat dalam 20 terakhir. Di tahun 1996, konsumsi minuman sebanyak 51 juta liter. Kemudian di tahun 2018 meningkat 780 juta liter. Makanya Indonesia perangkat 3 negara konsumsi minuman berpemanis kemasan di Asia Tenggara," kata dia dalam talkshow Kemenkes, baru-baru ini.
Baca juga: Kebanyakan Konsumsi Kue Kering Picu Obesitas
Dirinya memaparkan alasan kebanyakan masyarakat suka minuman manis.
Pertama, minuman manis memberikan rasa nikmat, enak.
"Teorinya minuman dan makanan manis memiliki hormon dopamin atau hormon bahagia. Orang minum manis setelah itu merasa bahagia," ungkap Mochammad Rizal.
Lanjut dia, akses minuman berpemanis sangat mudah didapatkan. Contohnya hampir di semua minimarket dan warung kelontong ada.
"Dan harganya juga sangat terjangkau," sebutnya.
Baca juga: Dokter Ingatkan Bahayanya pada Mata Saat Kena Petasan
Ketiga, santapan makanan dan minumana manis sudah menjadi kebiasaan yang mengakar di masyarakat.
Sarapan dengan teh atau kopi yang manis. Kemudian, siang hari setelah makan siang minum es teh atau es jeruk.
"Malam-malam nongkrong dengan kudapan gurih dengan minuman manis. Diacara-acara kudapan dan minuman manis harus tersedia. Karena itu, minuman manis sudah jadi budaya kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menggodok aturan penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).