TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Libur panjang seperti saat Idul Fitri 1445 H biasanya dimanfaatkan untuk mengisi ulang energi yang terpakai dalam aktivitas sehari-hari. Diharapkan, setelah liburan pikiran pun menjadi segar dan semangat kembali.
Namun, pada beberapa kasus sebagian orang justru mengalami perasaan tidak bersemangat dan cemas karena harus kembali pada rutinitas harian seperti bekerja, sekolah ataupun kuliah.
Kenapa bisa? Terkait hal ini Psikolog dan Grafolog Joice Manurung beri penjelasan. Menurut Joice, ada beberapa penyebab kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Pertama, tergantung pada karakteristik motivasi orangnya. Menurut Joice setiap orang punya sifat motivasi yang subjektif.
Motivasi bisa bersifat dari dalam diri sendiri (intrinsik) atau karena ada pengaruh lingkungan (ekstrinstik). "Sebenarnya tidak cuma dua. Tapi bergerak level berapa ke berapa. Tiap orang beda-beda," kata Joice kepada Tribun, Selasa (16/4/2024).
Pada motivasi intrinsik, semangat itu dibangun dari dalam diri sendiri. Misalnya dengan membuat target-target baru, lalu menjalankan rencana tersebut.
Sedangkan motivasi ekstrinstik hadir dari luar lingkungan. Bisa berupa apresiasi dari tempat bekerja, hadiah atau bahkan aturan baru.
Dua sifat motivasi ini baiknya digabungkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun jika tidak ada keduanya, maka semangat untuk menjalankan aktivitas bakal surut.
"Karena kita juga harus punya me time. Namun kalau terus-terusan ingin me time, liburan, santai berarti orang ini bukan (tidak hanya punya) motivasi, tapi tidak memiliki target dalam hidup," jelas Joice.
Kedua, tidak punya daya juang dan punya pola kebiasaan tidak terbiasa untuk mandiri melakukan sesuatu. "Semuanya harus diarahkan, ditarik, diajak itu tipe-tipe karakteristik orang juga. Sehingga malas gerak (mager) bukan soal hanya motivasi, tapi memang bawaan karakteristiknya yang mandiri melakukan sesuatu," tutup Joice.