News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cegah Stunting

Kemenag Libatkan 9 Ribu Penghulu dan 50 Ribu Penyuluh Agama Sukseskan Program Penurunan Stunting

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI penghulu. Kementerian Agama (Kemenag) melibatkan puluhan ribu 'pasukannya' demi sukseskan Program Penurunan Stunting. 9 ribu penghulu dilibatkan.

TRIBUNNEWS.COM DENPASAR - Kementerian Agama (Kemenag) melibatkan puluhan ribu 'pasukannya' demi sukseskan Program Penurunan Stunting.

Tugas ini para penghulu dan penyuluh agam diemban secara resmi setelah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menerbitkan Surat Edaran No SE.2 tahun 2024 tentang Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama dan Penghulu dalam Mendukung Program Prioritas Pemerintah.

Baca juga: Kuota CPNS dan PPPK Kementerian Agama 2024, Ada Formasi Dosen

Salah satu program prioritas prioritas yang secara eksplisit disebut dalam edaran tersebut, yaitu: penurunan stunting.

Selain 3 program lainnya yakni pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

Terkait upaya penurunan stunting misalnya, Kemenag mengoptimalkan peran Kantor Urusan Agama (KUA) dan Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK).

Baca juga: Dukung Program Pemerintah, Perusahaan Ini Salurkan Bantuan untuk Anak Suspect Stunting di Semarang

Kemenag libatkan 9 ribu penghulu dan 50 ribu penyuluh agama untuk menjadi garda terdepan turunkan stunting.

Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan, edaran diterbitkan dalam rangka optimalisasi peran penyuluh agama dan penghulu, serta akselerasi implementasi program.

Wibowo Prasetyo selaku Stafsus Menag

Penyuluh agama dan penghulu KUA menjadi garda terdepan, baik dalam program kepenyuluhan dengan pendekatan agama maupun bimbingan perkawinan.

Guru pendidikan agama dan akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan memberikan pencerahan.

"Kemenag libatkan 9 ribu penghulu dan 50 ribu penyuluh agama dalam edukasi isu kesehatan melalui khutbah, ceramah, dan tausiyah keagamaan. Penghulu dan penyuluh agama umumnya adalah tokoh masyarakat, sehingga suara mereka lebih didengar, apalagi menyampaikan masalah stunting dalam bahasa agama," sebut Wibowo, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin untuk Cegah Anak Stunting

Kemenag, menurut Gus Bowo juga menjalin kerja sama dengan BKKBN dan BRIN dalam upaya pencegahan stunting sejak hulu dengan mengedukasi calon pengantin melalui bimbingan perkawinan.

Kemenag telah mengkader 3.200 fasilitator Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin (Bimwin Catin) dan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Sebab, mulai akhir Juli 2024, Kemenag wajibkan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin.

"Melalui sinergi lintas K/L, alhamdulillah prevalensi stunting di Indonesia terus menurun: 27,67 persen di 2020, 24,4% di 2021, dan 21,6% di 2022. Standar rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi di bawah 20 persen. Target pemerintah pada 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%," tegasnya.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Bowo ini, menyebutkan, Kemenag sejak kepemimpinan Gus Men Yaqut memang fokus dalam ikut menyukseskan program prioritas pemerintah.

"Sejumlah terobosan telah dilakukan sejak Gus Men pimpin Kemenag. Alhamdulillah mulai nampak hasilnya dan sekarang kita akselerasi lagi," terang Wibowo Prasetyo saat memberikan pembekalan di hadapan ASN Kanwil Kemenag Bali di Denpasar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini