Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan barang konsumen terbesar di dunia Nestlé saat ini tengah jadi sorotan.
Perhatian publik muncul karena Nestlé menambahkan gula dan madu ke dalam susu bayi dan produk sereal yang dijual di banyak negara berkembang.
Baca juga: Dituding Beri Gula Tambahan pada Produk Makanan Bayi di Negara Berkembang, Nestle Buka Suara
Hal ini tentu bertentangan dengan pedoman internasional yang bertujuan mencegah obesitas dan penyakit kronis, demikian temuan sebuah laporan.
Dilansir dari The Guardian, para aktivis dari Public Eye, sebuah organisasi investigasi Swiss, mengirimkan sampel produk makanan bayi multinasional Swiss yang dijual di Asia, Afrika , dan Amerika Latin ke laboratorium Belgia untuk diuji.
Hasil dan pemeriksaan kemasan produk menunjukkan adanya tambahan gula berupa sukrosa atau madu pada sampel Nido, merek susu formula lanjutan yang ditujukan untuk bayi berusia satu tahun ke atas.
Dan Cerelac, sereal yang ditujukan untuk anak berusia antara enam bulan dan dua tahun.
Di pasar utama Nestlé di Eropa, termasuk Inggris, tidak ada tambahan gula dalam susu formula untuk anak kecil.
“Nestlé harus mengakhiri standar ganda yang berbahaya ini dan berhenti menambahkan gula pada semua produk untuk anak di bawah tiga tahun, di setiap belahan dunia," ungkap Pakar Pertanian dan Nutrisi Public Eye, Laurent Gaberell dilansir, Sabtu (20/4/2024).
Sebagai informasi, obesitas semakin menjadi masalah di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah .
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, di Afrika jumlah anak balita yang kelebihan berat badan telah meningkat hampir 23 persen sejak tahun 2000.
Secara global, lebih dari 1 miliar orang hidup dengan obesitas.
Laurent ungkap tidak selalu mudah bagi konsumen di negara mana pun untuk mengetahui apakah suatu produk mengandung tambahan gula.
Serta mengetahui berapa banyak kandungannya, hanya berdasarkan informasi nutrisi yang tercetak pada kemasannya saja.