TRIBUNNEWS.COM - "Ndra, dulu pas anakmu dapat imunisasi DPT, sempat panas nggak setelah disuntik?" tanya Muhammad Renald.
"Ya, sempet panas, demam, rewel, satu-dua hari. Tapi masih wajar dan ringan, soalnya itu bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan," jawab Endra Kurniawan.
"Cara penanganannya?" tanya Renald lagi.
"Rutin cek suhu tubuh. Misal demamnya masih sumer-sumer, kompres air hangat dan lebih sering disusui. Kalau panasnya di atas 38°Celcius, barulah diberi obat demam," beber Endra.
"Oh, gitu.. Jadi wajar, ya?" Renald memastikan.
"Wajar, tapi sebelum imunisasi, pastikan anakmu dalam kondisi sehat, nggak sakit panas atau diare. Imunisasi sangat penting buat jaga kesehatan anak, ya ikhtiarnya kita agar anak-anak bisa tumbuh sehat," papar Endra dengan penuh keyakinan.
Percakapan antara Renald dan Endra itu terjadi di balkon lantai 1 sebuah gedung di Jalan Adi Soemarmo, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (22/3/2024).
Renald adalah seorang ayah baru. Istrinya, Fitriana baru saja melahirkan anak lelaki yang diberi nama Muhammad Sadana pada Februari 2024. Ini adalah kali pertama sang anak yang berusia 2 bulan akan mendapatkan imunisasi DPT agar terlindungi dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Sementara Endra sudah lebih dulu menjadi orang tua. Sang anak, Zainab Qurrota A'yun kini sudah berusia 15 bulan. Artinya, sang anak sudah mendapatkan tiga kali imunisasi DPT. Dan ketika usianya menginjak 18 bulan, Zainab akan menerima booster DPT.
Percakapan keduanya pun terus berlanjut. Kedua pekerja media itu membahas banyak hal. Mulai dari kesehatan, pengasuhan, hingga milestone anak.
Baik Renald maupun Endra sepakat, pengasuhan anak adalah tanggung jawab kedua orang tua. Bukan hanya ibu, ayah pun wajib aktif terlibat di dalamnya. Salah satunya dengan memberikan perlindungan melalui imunisasi.
Kepada Tribunnews.com, Endra mengaku tak pernah absen setiap kali jadwal imunisasi anak tiba. Tak sekadar mengantar dan mendampingi, Endra juga ikut turun tangan saat istri, Merynda Wijayanti kewalahan menenangkan Zainab pasca-imunisasi.
Dukungan keterlibatan secara langsung itulah yang membuat Endra semakin mantap untuk memberikan imunisasi dasar dan lanjutan sampai selesai. Setidaknya sesuai dengan daftar imunisasi yang tertera dalam buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) terbitan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Termasuk jika ada imunisasi tambahan atau dalam keadaan tertentu seperti Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio yang digelar awal tahun 2024.
Menurut warga Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta itu, pemberian imunisasi tak sekadar mengikuti program pemerintah. Melainkan salah satu wujud kewajibannya dalam memenuhi hak atas kesehatan anak.
"Orang tua wajib mengupayakan kesehatan yang terbaik demi mendukung tumbuh kembang anak. Dengan memberikan imunisasi, orangtua sudah memenuhi hak anak," kata Endra.
Renald pun memiliki pandangan serupa. Apalagi pria yang berasal dari Kabupaten Pati ini sedari awal memiliki komitmen untuk memberikan imunisasi yang lengkap.
Hal tersebut, kata dia, adalah wujud ucapan terima kasihnya kepada kedua orang tua. Dengan imunisasi yang diberikan, dirinya bisa tumbuh sehat.
"Karena saya dulu mendapatkan imunisasi lengkap dari orang tua, maka sekarang saat menjadi orang tua, saya akan melakukan hal serupa untuk anak saya," tegasnya.
Berbekal pada prinsip tersebut ditambah keyakinannya pada imunisasi, kini langkah Renald menuju Puskesmas Colomadu 2, kian ringan. Tepat pada Selasa (30/4/2024) hari ini, sang anak mendapat suntikan DPT untuk pertama kalinya.
Pencegahan Sejak Dini
Cerita tentang peran dan dukungan dari ayah juga datang dari Perdana Ilham Nugroho (33). Ayah dua anak itu mengatakan, imunisasi sangat penting bagi anak-anak, mengingat banyaknya virus dan bakteri yang berkembang sedemikian rupa. Sehingga anak-anak butuh perlindungan yang lebih agar bisa tumbuh sehat.
"Tidak ada yang lebih penting daripada memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak. Imunisasi lengkap merupakan kunci untuk menjaga kesehatan dan melindungi anak-anak dari penyakit serius yang dapat dicegah," ucapnya.
Perdana pun lantas teringat, ada tetangganya yang menderita penyakit Polio dan kini sudah meninggal. Dari mendiang, warga Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten ini belajar bahwa penyakit seperti polio dan lainnya perlu dicegah sejak dini.
Pentingnya Dukungan Ayah
Dukungan ketiga ayah di atas terhadap imunisasi anak rupanya mendapat apresiasi dari Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak RSIA Bina Medika Bintaro, dr Marlisye Marpaung. Ia mengatakan, ayah memiliki peran yang sangat penting dalam imunisasi anak. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan dasar yang didapat anak yaitu asah, asih, dan asuh (3A).
"Anak wajib mendapatkan kebutuhan dasarnya, tidak hanya dari ibu atau ayahnya saja, tapi ayah dan ibunya sebagai orang tua. Termasuk dalam hal imunisasi," kata dia.
Marlisye menjelaskan, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan para ayah untuk mendukung imunisasi anak. Pertama, ayah bisa mencari informasi akurat mengenai imunisasi dari sumber yang kompeten dan valid. Misal dari tenaga kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga Kemenkes.
Kedua, ayah juga bisa mempelajari jadwal imunisasi melalui buku KIA. "Andai terlewat atau terlambat, ayah bisa segera menghubungi dokter atau tenaga kesehatan untuk mencari tahu kapan harus mengejar imunisasi," kata dia.
Ketiga, ayah bisa membangun kepercayaan diri apabila sang istri masih ragu-ragu terkait imunisasi. Ayah dapat berperan dengan mengambil inisiasi atau keputusan yang bijaksana demi kesehatan anak.
Keempat, lanjut Marlisye, ayah bisa ikut hadir pada saat anak imunisasi. Dengan kehadiran sang ayah, anak akan merasa mendapat dukungan emosional serta rasa aman dan nyaman.
"Sehingga anak menjadi lebih termotivasi dan tidak takut saat menghadapi imunisasi yang merupakan pengalaman baru bagi dia," ujarnya.
Selain itu, ayah pun berkesempatan mendapatkan informasi langsung dari dokter atau nakes serta mendiskusikan isu yang mengganjal seputar imunisasi.
Jika peran dan dukungan ayah dalam keluarga sudah bagus, maka hal itu bisa berdampak pada lingkungan sekitar. Para ayah bisa ikut mempromosikan pentingnya imunisasi anak demi mewujudkan masa depan generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan kuat.
"Diharapkan nanti para ayah bisa saling share atau diskusi dengan sesama orang tua lain, lalu memberikan informasi yang tepat dan meyakinkan mereka yang masih ragu-ragu terhadap imunisasi anak," kata dia.
Ia berharap, peran ayah tak hanya sebagai kepala keluarga. Namun juga bisa menjadi pengasuh, pembimbing, dan pendidik bagi buah hati.
Ayah pun wajib memastikan anak tumbuh dan berkembang secara maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kesehatan prima dari sang anak. Imunisasi merupakan salah satu cara menjaga kesehatan anak.
"Imunisasi menjadi investasi yang sangat berharga, yang kita berikan untuk masa depan anak," tutupnya. (*)