News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter: Vaksinasi saat Dewasa Jadi Pendukung Gaya Hidup Sehat

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Umum dr. Alfi Auliya Rachman, MKM, C.DCAP, dalam diskusi kesehatan di Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Saat ini, cakupan vaksinasi di Indonesia masih fokus pada kalangan anak-anak. 

Statistik Kesehatan 2022 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih terdapat berbagai alasan bagi anak usia 0-23 bulan yang tidak pernah menerima vaksinasi, antara lain khawatir dengan efek samping vaksin, khawatir dengan kandungan dalam vaksin, ragu terhadap efektivitas imunisasi, tidak tahu manfaat imunisasi, dan tidak tahu program imunisasi,  serta tidak memiliki biaya, dan alasan lainnya. 

Vaksinasi pada anak usia dini memang sangat penting untuk membangun imunitas yang kuat dan tahan lama

Baca juga: Rawat Inap Pasien Influenza Capai Rp 1.396 Trilliun, Masyarakat Diimbau Vaksinasi

Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan RI juga terus berupaya memperluas dan meningkatkan kesadaran untuk pemanfaatan vaksinasi bagi kalangan orang dewasa. 

Hal ini karena orang dewasa juga berisiko terkena penyakit yang dipengaruhi faktor usia, pekerjaan, gaya hidup, ataupun kondisi komorbid.

Dokter Umum dr. Alfi Auliya Rachman, MKM, C.DCAP, menyampaikan, vaksinasi menjadi salah satu elemen penting dalam menerapkan pola hidup sehat selain diiringi dengan sering berolahraga dan konsumsi makanan bergizi. Bukan hanya untuk anak-anak, vaksinasi untuk orang dewasa justru tak kalah penting dilakukan. 

"Perlu lebih banyak informasi dan edukasi yang dilakukan semua pihak terutama untuk memastikan pemanfaatan vaksinasi dengan dosis yang lengkap tanpa terputus di tengah jalan, meluruskan mitos dan mispersepsi mengenai vaksin," kata dia dalam kegiatan Halodoc di Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024).

Mencegah lebih baik daripada mengobati merupakan konsep kesehatan preventif yang digalakkan oleh pemerintah untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.

Namun capaian target imunisasi harus dibayangi dengan beragam mitos yang ada, misalkan vksin membuat kematian.

"Tidak terdapat data yang menunjukkan bahwa kombinasi vaksin dapat meningkatkan kematian bayi mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)," ujar dr Alfi.

 Vaksin itu aman, reaksi vaksin bersifat minor dan sementara, seperti nyeri pada tempat penyuntikan atau lengan atau demam ringan. 

Tidak menyebabkan kerugian dan efek samping jangka panjang yang belum diketahui.
 Termasuk pula, memberikan beberapa vaksin pada waktu yang bersamaan tidak berpengaruh buruk pada sistem imun anak tersebut.

Melansir dari website Unicef mengenai global vaksinasi, vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya dan dapat mencegah sekitar 4,4 juta kematian setiap tahunnya.

Di era kemajuan teknologi saat ini, vaksinasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Seperti inovasi seperti layanan Home Lab & Vaksinasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini