News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Pakar Tentang Natrium Dehidrosetat Pada Roti, Jika Dosisnya Tinggi Bisa Keracunan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi roti. Ramai soal roti yang mengandung bahan pengawet Natrium Dehidrosetat bagaimana dampaknya bagi tubuh?

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ramai soal roti yang mengandung bahan pengawet Natrium Dehidrosetat bagaimana dampaknya bagi tubuh?

Berikut penjelasan Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati.

Baca juga: Mengandung Natrium Dehidroasetat yang Tak Aman untuk Pangan, Roti Okko Ditarik Dari Peredaran,

Ia mengatakan, natrium dehidroasetat atau sodium dehydroacetate merupakan garam natrium dari asam dehidroasetat.

Senyawa ini digunakan sebagai pengawet dalam industri makanan dan kosmetik yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi, sehingga memperpanjang umur simpan produk.

"Natrium dehidroasetat umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang telah ditentukan," kata dia saat dihubungi, Rabu (24/7/2024).

Adapun batas aman konsumsi natrium dehidroasetat pada manusia telah ditetapkan oleh beberapa badan pengatur kesehatan. 

Baca juga: Ramai Kabar Roti Mengandung Bahan Pengawet Kosmetik, BPOM Harus Segera Klarifikasi

Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), batas asupan harian yang dapat diterima (ADI) adalah 0-0.6 mg per kg berat badan per hari.

Penggunaan dalam makanan, natrium dehidroasetat harus dalam jumlah yang sangat kecil dan sesuai dengan regulasi yang ketat untuk memastikan keamanannya. 

"Ada kemungkinan produk yang ditarik tersebut mengandung natrium dehidroasetat melebihi batas amannya," ungkap dia 

Meski demikian, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Pada dosis tinggi, natrium dehidroasetat dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dan efek toksik pada hati dan ginjal. 

"Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa dosis sangat tinggi bisa berpotensi menyebabkan keracunan," ungkap Prof Zullies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini