News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Paparan BPA Ternyata Berisiko Bagi Kesehatan Mental dan Perilaku Anak, Ini Penjelasannya!

Penulis: Nurfina Fitri Melina
Editor: Anniza Kemala
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan tingkat hiperaktif dan berbagai masalah perilaku pada anak-anak.

TRIBUNNEWS.COM - Wadah plastik menjadi salah satu produk yang umum digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari wadah untuk makanan, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), botol susu bayi, dan sebagainya. 

Mengingat makanan atau minuman yang kita konsumsi hampir selalu bersentuhan dengan plastik, maka memilih jenis plastik yang relatif aman menjadi upaya yang bijak untuk meminimalkan paparan terhadap kontaminasi bahan kimia berbahaya yang digunakan untuk membuat plastik seperti BPA (Bisphenol A).

Tak hanya masyarakat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menaruh perhatian yang sama, terutama untuk kemasan AMDK berbahan plastik polikarbonat. Guna melindungi konsumen dari risiko gangguan kesehatan akibat paparan BPA, BPOM telah menerbitkan regulasi terbaru.

Kebijakan ini resmi berlaku sejak 5 April 2024 dan tertuang pada Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 6 Tahun 2024 yang merupakan perubahan kedua dari peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang label pangan olahan.

Baca juga: Perkembangan Anak Terancam! Riset Buktikan Paparan BPA Perbesar Risiko ADHD

Dalam peraturan terbaru ini, BPOM menyisipkan perubahan pada dua pasal, yaitu pasal 48A ayat (1) tentang cara penyimpanan pada label AMDK yang wajib mencantumkan tulisan “simpan di tempat bersih dan sejuk, hindarkan dari matahari langsung, dan benda-benda berbau tajam”.

Kemudian, pasal 61A berbunyi “Air minum dalam kemasan yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat wajib mencantumkan tulisan ‘dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan” pada label’.”

Paparan BPA beresiko terhadap kesehatan mental dan perilaku anak

Perlu diketahui, bahaya paparan BPA terhadap kesehatan tidak bisa dianggap remeh. Sebuah studi berjudul Bisphenol A exposure and children’s behavior: A systematic review dalam Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology yang dirilis tahun 2016 menunjukkan paparan BPA sejak dalam kandungan dan masa kanak-kanak ternyata berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan mental anak. 

Studi ini menyoroti pentingnya mengurangi paparan BPA, terutama pada wanita hamil dan anak-anak, untuk mencegah dampak negatif terhadap perkembangan neurokognitif dan perilaku anak.

Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan sistematis terhadap literatur yang ada, serta mengkaji hubungan antara paparan BPA prenatal (masa sebelum kelahiran) dan masa kanak-kanak dengan perilaku anak-anak hingga usia 12 tahun.

Dari 2811 sitasi dan 11 artikel yang digunakan, dilakukan analisis secara deskriptif. Hasilnya, ditemukan bahwa anak-anak yang terpapar BPA sejak dalam kandungan atau selama masa kanak-kanak cenderung menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. 

Baca juga: Ibu Harus Tahu, Ini Bahaya BPA bagi Bumil dan Dampaknya pada Tingkah Laku Anak!

Hal ini dikarenakan BPA bisa masuk ke otak dan memengaruhi perkembangan sistem saraf, yang berperan penting dalam mengatur emosi.

Tak hanya itu, paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan tingkat hiperaktif dan berbagai masalah perilaku. Anak-anak yang terpapar BPA mungkin lebih sulit untuk fokus, lebih impulsif, dan menunjukkan perilaku agresif.

Lalu, bagaimana zat berbahaya ini bisa membawa dampak buruk pada anak-anak? Ternyata, BPA dapat menyeberangi penghalang darah-otak dan plasenta, yang berarti bisa memengaruhi tubuh bayi bahkan sebelum mereka lahir. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini