Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tuberkulosis atau TBC masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
Berdasarkan data WHO Global Tuberculosis Report 2023, terdapat 10,6 juta orang di dunia yang jatuh sakit karena TBC dan sebanyak 1,3 juta orang meninggal karena TBC.
Indonesia sendiri termasuk delapan negara yang menyumbang dua per tiga kasus TBC di seluruh dunia.
Baca juga: 35 Persen Kasus TBC Dialami Usia Produktif: Program Bebas TBC di Tempat Kerja Jadi Penting
Diketahui Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya, atau setara dengan 15 kematian setiap jam.
Sayangnya, anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terinfeksi.
Hal ini diungkapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Yudhi Pramono, MARS.
"Hal ini dikarenakan perkembangan tubuhnya yang belum sempurna," ungkapnya pada website resmi Kemenkes, dilansir Senin (5/8/2024).
Ia pun menyampaikan ada empat kelompok anak yang berisiko tinggi terinfeksi bakteri TBC, yaitu:
1) Anak di bawah usia 5 tahun. Anak di bawah usia 5 tahun memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang.
Sehingga bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang telah ada dalam tubuh mudah teraktivasi;
2) Anak dengan HIV. Bakteri TBC mudah teraktivasi ketika sistem kekebalan tubuh mulai melemah karena infeksi virus HIV;
3) Anak dengan gizi buruk. Gizi buruk pada anak menurunkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi, termasuk TBC;
4) Anak yang kontak serumah dan erat dengan pasien TBC. Anak yang kontak dengan pasien TBC memiliki risiko terinfeksi bakteri TBC. Risiko ini akan semakin meningkat jika kontak adalah ibu atau pengasuh anak tersebut.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis dan Hari Anak Nasional 2024, Kemenkes bekerja sama dengan Indonesia Muda Untuk Tuberkulosis dan Otsuka Group menyelenggarakan kampanye TBC yang menyasar anak-anak dan pemuda.
Kampanye ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait segala hal tentang TBC melalui penyebaran informasi dan deteksi dini kasus.
Peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli menjadi momentum untuk mendorong lebih banyak lagi populasi anak yang terpapar informasi dan layanan TBC.
"Serta mendorong untuk peningkatan upaya pencegahan dan pengobatan TBC di masyarakat,” tutup dr Yudhi.