Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Jangan anggap remeh low back pain atau nyeri punggung bawah. Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), nyeri punggung bawah merupakan penyebab utama kecacatan secara global.
Dalam panduan WHO, nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang menetap atau berulang selama lebih dari tiga bulan yang diderita pasien dan berhubungan dengan gejala yang tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik.
Low back pain atau nyeri punggung bawah yang tak kunjung hilang dapat membuat penderitanya tak dapat bergerak leluasa sehingga mengganggu aktivitas kerja dan menurunkan produktivitas.
Baca juga: Riset: Jalan Kaki Teratur Dapat Kurangi 50% Kambuhnya Nyeri Punggung
Keluhan ini menjadi salah satu alasan penderita datang berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri terjadi di area punggung bawah yang sumbernya berasal dari tulang belakang bagian punggung bawah, otot, saraf dan struktur lainnya di area tersebut.
Penyebabnya bisa saja karena saraf kejepit tulang belakang.
Dikutip dari laman UGM, saraf kejepit bisa terjadi karena apa saja, misalkan jatuh dengan trauma berat, trauma ringan yang repetitif dalam jangka waktu lama, tumor, penebalan ligamen, dan bertambahnya usia.
Secara umum, gejala yang muncul adalah rasa nyeri, tertusuk, terbakar, kemeng, dan rasa tidak nyaman yang menjalar.
Gejala yang menunjukkan saraf terjepit mulai parah adalah ketika seseorang sudah mengalami rasa baal.
Nyeri punggung bawah karena saraf kejepit lebih berisiko dialami lansia dan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas.
Keluhan nyeri yang berkepanjangan ini bisa diatasi dengan fisioterapi dan olahraga renang, namun jika tidak mengalami perbaikan maka penanganan harus dilakukan lebih lanjut.
Seperti yang disampaikan Dokter subsspesialis nyeri dan tulang belakang Dr Wawan Mulyawan SpBS, Subspes.N-TB.
Ia menjelaskan tata laksana penanganan low back pain yang kini mengikuti kemajuan teknologi yakni diatasi tanpa operasi terbuka seperti dulu.