News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kardiolog Beberkan Perbedaan Pemicu Serangan Jantung, Sebelum dan Sesudah Pasien Berumur 40 Tahun

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Serangan jantung merupakan penyakit mendadak yang memang tidak diawali dengan gejala apapun.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara umum penyebab penyakit jantung terbagi atas kelompok umur yakni kelompok umur muda atau di bawah usia 40 tahun dan yang kedua adalah kelompok umur tua atau di atas 40 tahun.

Untuk kelompok umur di bawah 40 tahun, umumnya penyebab penyakit jantung adalah kelainan bawaan, listrik jantung atau kanal ion jantung, dan kelainan struktur organ jantung.

Hal ini dikatakan dokter spesialis jantung, Dr dr Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS saat Happy, Healthy & Fun : Temu & Bincang Bersama Narasumber dan Selebriti Nasional yang diadakan Brawijaya Healthcare  di Jakarta belum lama ini.

“Kalau listrik jantung yang paling sering dipicu ion-ion yang mengatur kelistrikan jantung mengalami mutasi genetik dengan pencetus tertentu seperti olahraga, berenang, atau karena kebisingan.

Chairman of BraveHeart Center ini menyebut, ion itu bisa memicu irama jantung yang kacau yang bisa mengancam atau membuat denyut jantungnya berhenti.

Sementara pada kelainan struktur organ jantung yang dibawa sejak lahir sudah tebal karena adanya kelainan gen-gen yang mengatur otot jantung.

Kardiolog senior ini menjelaskan otot yang tebal tersebut berpotensi membuat kelinstrikan jantung itu konslet dan untuk profesi altet biasanya karena sering berlatih lebih keras dari biasanya.

"Otot yang awalnya sudah tebal menjadi lebih tebal maka semakin tebal otot jantung akan semakin mudah untuk konslet," katanya.

Untuk kelompok di atas 40 tahun, kata dia penyebab kematian mendadak yang paling sering adalah serangan jantung yang sering disebut penyakit jantung koroner.

“Jadi tidak semua serangan jantung adalah henti jantung dan tidak semua henti jantung adalah serangan jantung," katanya.

Jadi, kata dia serangan jantung bisa bisa bikin henti jantung tetapi henti jantung belum tentu karena serangan jantung.

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Kandungan dengan sub spesialis fertilitas-endokrinologi reproduksi, dr Niken Pudji Pangastuti, Sp.OG (K) FER yang berbicara masalah kasus Infertilitas hingga soal pemicu. 

Dokter yang berpraktek di Brawijaya IVF Center ini menyebutkan secara umum factor resikonya bisa berasal dari suami dan istri seperti gangguan pematangan sel telur, sumbatan pada saluran telur, masalah sperma dan lainnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini