News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasien Kanker Payudara Jangan Sampai Kena Mental, Keluarga Harus Beri Dukungan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: willy Widianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Founder Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar saat kegiatan Pink Ribbon bersama Max Coffee di Jakarta, Selasa(1/10/2024).

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pasien yang terdiagnosa kanker payudara kerap kali mengalami masalah mental. Penderita kanker payudara kerap merasakan stress berkepanjangan.

Baca juga: Bongkar Rahasia Kerajaan Inggris, Boris Johnson Sebut Ratu Elizabeth II Meninggal karena Kanker

Menurut Founder Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar pengelolaan stress sangat penting dilakukan saat terdiagnosa kanker payudara.

Ia mengatakan, dengan pengelolaan stress yang baik maka penanganan kanker dengan medis dapat berjalan lancar.

"Pentingnya mengelola stres, karena bisa mempermudah penanganan kanker payudara secara medis," ujar Linda dalam kegiatan Pink Ribbon bersama Max Coffee di Jakarta, Selasa(1/10/2024).

Baca juga: Sembuh dari Kanker, Nunung Prioritaskan Pola Hidup Sehat

Selain pengelolaan stress hal lain yang bisa dilakukan adalah bergabung bersama komunitas sesama pasien kanker payudara.  

"YKPI punya program pendampingan pasien kanker payudara. Terkait penanganan medis itu dianjurkan oleh dokter. Kami dampingi itu dari sisi psikologis yang sering kali kami dapati pasien merasa hancur sekali (saat terdiagnosa kanker) harus dibangun bersama dengan support keluarga dan lingkungan juga," ujar Linda.

Linda pun tidak bosan-bosan mengingatkan agar perempuan rutin melakukan sadari (periksa payudara sendiri) yang dilakukan pada hari ke-7 sampai dengan hari ke-20. "Apabila ada benjolan segera ke medis pergilah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," kata Linda.

Sebagai survivor kanker dirinya menyebut, tindakan medis, mengelola pikiran dan hati, serta dukungan keluarga diperlukan dalam menjalani segala perawatan medis kanker payudara.

Baca juga: Kenali Beda TBC dan Kanker Limfoma Hodgkin

Psikolog Cindy Dwi Utami, M.Psi menyebut, dalam fase penerimaan seseorang yang terdiagnosa kanker payudara, penyangkalan menjadi hal yang wajar terjadi. Ketika di awal terdiagnosis, sebaiknya tidak perlu berlarut-larut menyangkal atas diagnosa tersebut.

Menerima kenyataan dengan besar hati akan menimbulkan tekad luar biasa selama masa pengobatan kanker Rasa takut dan khawatir juga menjadi perasaan yang wajar ketika dinyatakan kena kanker payudara, namuan pasien harus memiliki rasa untuk melawan sakit dan terus bertahan untuk orang-orang yang dicintai.

"Tidak menyangkal. Saya harus menghadapi dengan serius. Menjalani sampai ada perubahan. Harus diatasi sama seperti sakit-sakit lainnya. Kalau diawal kita sudah respect dengan kenyataan yang ada, day by day-nya akan enak ke depan. Pengobatan medis akan berjalan dengan baik," kata Cindy.

Baca juga: Teknologi Kedokteran Berbasis Nuklir Bisa Digunakan untuk Terapi dan Pengobatan Kanker

Menggandeng Maxx Coffee, YKPI juga mengadakan program pemeriksaan mammografi gratis pada 29 Oktober 2024 di Kuningan City. Pemeriksaan terbuka untuk 50 perempuan dengan usia minimal 40 tahun.

Selain itu, ada juga pelatihan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) pada 31 Oktober 2024, yang terbuka bagi 100 peserta perempuan berusia minimal 15 tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini