Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap orang mungkin pernah berada di titik terendah dalam menjalani kehidupan. Kondisi itu saat seseorang merasa terpuruk, patah semangat, dan kehilangan harapan.
Baca juga: Pak Tarno Kena Stroke Saat Hidup Bareng Istri Muda, Istri Pertama: Saya Nggak Pernah Dinafkahi
Menurut Psikolog Associate Psychologist Ibunda.id, B Sri Susanti, S.Psi, ada beberapa penyebab kenapa seseorang bisa berada di titik terendah.
Umumnya, perasaan ini sering terjadi karena permasalahan keluarga, ekonomi, hingga pendidikan.
"Pendidikan harus memberikan hasil yang baik, jadi harus bekerja keras. Kemudian mengalami kegagalan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi," ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (30/12/2024).
Baca juga: Soroti Kasus Penganiayaan yang Libatkan Chandrika Chika, Psikolog Singgung Pengaruh Minuman Keras
Hal-hal seperti ini bisa menjadi pemicu sehingga muncul perasaan-perasaan yang tidak nyaman, merasa gagal, marah, kecewa dan sedih. Jika tidak ada penanganan dari diri sendiri, bisa menyebabkan orang merasa putus asa dan berujung aksi bunuh diri.
"Sehingga yang ada adalah ada keinginan-keinginan untuk menghentikan permasalahan dalam waktu secepat mungkin," imbuhnya.
Baca juga: Detik-detik Pria Disabilitas Bunuh Istri di Banyumas, Selingkuh Diduga Jadi Pemicu
Selain itu, penyebab lain adalah tidak mudah untuk berbicara dengan orang lain. Sehingga tidak jarang banyak seseorang yang memiliki segudang masalah memilih untuk menyimpan semuanya sendiri.
"Berbicara dengan teman, kan sekarang ini trendnya itu kita bicara lewat layar kaca, by chat. Jempol yang bicara. Ini bisa menjadi penyebab, orang itu merasa akhirnya dirinya sendiri merasa sendirian, merasa tidak ada teman bicara," paparnya.
Tentu, kata Sri kondisi ini akan berbeda jika mengobrol dan bertemu langsung. Ada ekspresi yang bisa dibaca, kemudian ada sentuhan yang bisa membuat tenang.
Tindakan seperti ini, kata Sri sering terlupakan, sehingga saat ada permasalahan yang muncul, tidak bisa terselesaikan dengan baik.
"Merasa tidak ada teman, tidak ada orang-orang yang bisa membantu, semuanya itu ada di dalam kepala," ujarnya.
Baca juga: Gerakan Sosial Unbor Berikan Bantuan untuk Anak-anak Pejuang Penyakit Kronis
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk coba berkomunikasi atau berkumpul bersama teman-teman atau saudara. Mencoba bertemu bisa membantu untuk mengeluarkan semua perasaan-perasaan tidak nyaman.
"Dan ada yang mungkin bisa memberikan masukan yang membuat diri kita menjadi tenang, itu salah satu tindakan preventif," tutupnya.