Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela-sela kesibukan, tanpa disadari banyak perempuan yang mengalami endometriosis.
Namun jangan dianggap sepele, endometriosis sendiri bisa pengaruhi kesuburan pada perempuan.
Tidak sedikit perempuan yang alami endometriosis sulit mengalami kehamilan.
Lebih lanjut, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi Konsultan Fertilitas dr. Mohammad Haekal, SpOG-KFER, FICS, MIGS menjelaskan apa kaitannya antara endometriosis dengan kesuburan perempuan.
"Endometriosis adalah penyakit organ reproduksi wanita yang terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim."
"Endometrium sendiri merupakan jaringan yang melapisi dinding rahim dan menebal untuk menempelkan sel telur yang telah dibuahi. Jika sel telur tak dibuahi, endometrium luruh dan keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi," terangnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (23/10/2024).
Sekitar 80-90 persen, endometriosis bisa disingkirkan, tapi 10-15 persen tidak bisa disingkirkan.
Endometriosis pun bisa berkembang, mengganggu rahim dan organ-organ di sekitar.
Kondisi ini lambat laun membuat situasi peradangan baik di organ kewanitaan maupun organ lain.
"Sehingga menyebabkan salah satunya adalah nyeri dan sulit hamil," imbuhnya.
Menurut penjelasan dr Haekal, angka kejadian endometriosis pada perempuan di usia produktif reproduksi di Indonesia cukup banyak, yaitu ada sekitar 10-15 persen.
Sejauh ini, diketahui perempuan yang sulit hamil, ternyata mengalami endometriosis hingga 30-50 persen.
Lantas adakah tanda-tanda tertentu yang dicurigai mengarah ke endometriosis?
Menurut dr Haekal, hal paling pertama perlu dicurigai adalah adanya rasa nyeri pada saat sebelum, sedang dan sesudah menstruasi.
"Nyerinya khas, yaitu nyeri pada saat menstruasi, jelang menstruasi, dan sesaat sudah menstruasi. Ya biasanya jika wanita mengalami hal tersebut, harus memikirkan yang pertama adalah ada endometriosis," lanjutnya.
Selain saat menstruasi, perempuan juga harus curiga jika mengalami nyeri saat berhubungan intim.
Tidak hanya nyeri, dr Haekal juga mengungkapkan perlunya melihat riwayat di dalam keluarga.
Apakah ada riwayat dari keluarga yang mengalami nyeri atau endometriosis.
"Lalu kalau memang ibunya ada (endometriosis), terus anaknya tiba-tiba ada nyeri menstruasi, itu mesti dikhawatirkan bahwa dia kemungkinan endometriosis," sambungnya.
Kalau sudah begitu, perempuan dianjurkan untuk langsung memeriksakan diri ke dokter terkait.
Perempuan tersebut bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.