TRIBUNNEWS.COM - Polusi udara tidak hanya memengaruhi kesehatan pernapasan dan paru-paru, tetapi juga dapat merusak kulit.
Kulit adalah organ pertama yang terpapar langsung oleh polusi yang ada di udara.
Menurut Times of India, kulit menyerap lebih banyak polutan dibandingkan dengan organ tubuh lainnya.
Paparan polusi dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kulit yang serius.
Dampaknya bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi kulit masing-masing individu, mulai dari kulit yang sehat hingga mereka yang memiliki masalah kulit seperti eksim, psoriasis, jerawat, atau zoonosis.
Dampak Polusi Berdasarkan Tipe Kulit
Polusi udara mengandung partikel besar dan kecil.
Pada orang dengan kulit normal, ketika terpapar polusi udara yang tinggi, partikel besar dapat masuk ke lipatan kulit di sekitar mata, hidung, leher, dan ketiak.
Hal ini dapat menyebabkan Dermatitis Kontak Iritan, yang menimbulkan iritasi, lecet, luka, infeksi sekunder, serta jaringan parut.
Sementara itu, partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata telanjang bisa terserap ke dalam kulit melalui pori-pori, menyebabkan peradangan di lapisan epidermis atau dermis yang akhirnya memicu eksim.
Pada orang dengan kulit kering, polusi udara dapat lebih mengiritasi, terutama saat polusi berada pada tingkat tinggi.
Baca juga: Kerja di Ruang ber-AC Pengaruhi Kelembapan Kulit, Bisa Picu Penuaan Dini
Kulit kering lebih rentan terhadap polutan di udara, yang menyebabkan iritasi dan gatal-gatal yang memperburuk kondisi kulit.
Sedangkan pada kulit berminyak, kelebihan sebum dapat menjebak partikel udara, membentuk lapisan pada kulit.
Jika lapisan ini tidak dibersihkan, bisa menyebabkan jerawat, peradangan, dan pori-pori tersumbat.