Lebih lanjut dr. Ina menambahkan, langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan pada awal musim penghujan sebagai berikut:
1. Melaksanakan upaya mencegah penyebaran DBD antara lain dengan penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M Plus, yaitu:
Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, tempayan dan lain-lain.
Mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk seperti botol bekas, ban bekas dan lain-lain.
"Memantau wadah air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Mengganti air vas bunga seminggu sekali, mengeringkan air di alas pot bunga, memperbaiki saluran air dan lain-lain," ungkap dr Ina lagi.
2. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di rumah masing-masing.
3. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara terus-menerus melalui penyuluhan langsung, melalui media cetak atau media elektronik.
Penyuluhan difokuskan kepada pencegahan dan pengenalan tanda-tanda bahaya dengue (DBD).
Sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam merujuk pasien sejak dari lingkungan masyarakat.
4.Melakukan respons cepat terhadap laporan kasus Dengue.
Fasilitas layanan kesehatan yang melayani atau merawat pasien dengue wajib dalam 3 jam sudah melaporkan kepada Dinas Kesehatan agar segera dilakukan tindakan penyelidikan epidemiologi dalam 1×24 jam.
5. Melaksanakan seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian DBD secara efektif dan berkoordinasi dengan pihak terkait mengantisipasi peningkatan kasus DBD.