Demikian pula, praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebelum memberi makan anak mengalami peningkatan 1,5 kali lipat.
Meningkat dari 50 persen menjadi 81 persen, yang menunjukkan dampak signifikan dari program ini dalam meningkatkan perilaku kesehatan.
Dari Oktober 2023 hingga Juni 2024, Program Keluarga SIGAP berfokus untuk mendorong perubahan perilaku yang nyata melalui pelatihan yang inovatif.
Petugas kesehatan dan kader dibekali dengan alat komunikasi yang kreatif dan praktis.
Sehingga, dapat secara efektif melibatkan keluarga dan menginspirasi mereka untuk mengadopsi kebiasaan yang lebih sehat.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kunjungan ke Posyandu, tetapi juga memastikan keluarga secara aktif.
Memanfaatkan layanan dan informasi yang diberikan untuk mengubah kebiasaan sehari-hari mereka untuk hidup lebih sehat.
Proyek percontohan ini pun dinilai melalui studi komprehensif oleh Center for Tropical Medicine Universitas Gadjah Mada (UGM).
Hasilnya, ada perubahan perilaku yang signifikan di antara keluarga-keluarga yang berpartisipasi:
• Cakupan vaksin PCV1 meningkat secara dramatis, dari 28 persen pada data awal menjadi 64 persen pada kelompok intervensi.
• Cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebelum memberi makan anak meningkat secara signifikan, dari 50 persen pada data awal menjadi 81 persen.
• Orang tua yang memantau jadwal imunisasi anak meningkat dari 40 persen menjadi 61 persen.
• Kesadaran akan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama meningkat. Dengan 94 persen orang tua di kelompok intervensi menegaskan praktik tersebut dibandingkan dengan 90 persen di kelompok baseline.