Sebuah penelitian terbaru dari Nanyang Technological University (NTU) di Singapura menemukan bahwa epigallocatechin gallate (EGCG), senyawa utama dalam teh hijau, mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab tuberkulosis.
Senyawa ini bekerja dengan mengikat enzim yang memberikan energi bagi bakteri, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk tumbuh.
4. Membantu Menurunkan Berat Badan
Teh hijau diketahui dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
Penelitian dari Universitas Maastricht menunjukkan bahwa teh hijau memiliki sifat antiangiogenik, yang membantu mencegah kelebihan berat badan dan obesitas.
Selain itu, studi oleh Universitas Jenewa menunjukkan bahwa teh hijau memiliki sifat termogenik, yang meningkatkan oksidasi lemak dan berkontribusi pada pengendalian obesitas.
5. Menurunkan Risiko Kanker
Berbagai penelitian, termasuk tinjauan yang diterbitkan di jurnal PMC, menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau berkaitan dengan pencegahan berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, usus besar, kerongkongan, dan payudara.
Penelitian dari Universitas Hong Kong mengungkapkan bahwa teh hijau dapat mengaktifkan antioksidan intraseluler, menekan angiogenesis, dan menghambat proliferasi sel kanker.
Studi dari Harvard juga menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari tiga cangkir teh hijau setiap hari dapat menurunkan risiko kambuhnya kanker payudara.
(Tribunhealth.com)
Baca juga: Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia TC Piala AFF 2024: 7 Pemain Abroad Tanpa Maarten Paes