Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stroke diketahui sebagai penyebab kecacatan tertinggi di dunia.
Penyakit stroke merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu.
Baca juga: Dokter Terawan Pernah Tangani Anak 9 Tahun Terkena Stroke dan Ungkap Pemicunya
Saat serangan stroke terjadi, jaringan otak tidak mendapatkan oksigen. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan terjadinya risiko kecacatan hingga kematian.
Menurut Dokter Spesialis Neurologi dr. Sahat Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS kecacatan karena stroke sesungguhnya bisa dicegah.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera bawa anggota keluarga jika menunjukkan gejala stroke.
"Jadi untuk mencegah atau meminimalisir kecacatan itu, begitu ada anggota keluarga, ada gejala stroke, kita segera (bawa) ke rumah sakit," ungkapnya pada diskusi media virtual, Jumat (6/12/2024).
Kedua, segera dibawa ke rumah sakit, pastikan pasien mendapatkan penanganan stroke secara spesifik.
Ia menekankan untuk tidak menunda membawa keluarga segera ke rumah sakit ketika alami stroke.
Pada penyakit stroke ada istilah golden period. Golden period stroke adalah periode waktu 3–4,5 jam setelah gejala stroke muncul yang merupakan waktu kritis untuk menangani pasien stroke.
Pada periode ini, penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan kemungkinan pemulihan total.
"Kalau misalnya dibawa segera, ada pengobatan yang bisa diberikan spesifik untuk menghancurkan penyumbatan yang disebut dengan trombolisis," imbuhnya.
Bahkan, jika seandainya trombolisis gagal, ada beberapa teknik terbaru yang sekarang ini bisa dilakukan.
Misalnya dengan mechanical thrombectomy, yaitu tindakan yang bisa mengambil penyumbatan saat stroke.
"Tetapi kalau misalnya sudah lewat dari waktu yang sudah ditentukan, tidak bisa melakukan trombolisis atau mechanical thrombectomy. Di situ memang (risiko) kecacatannya tinggi," tegasnya.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan pentingnya kelengkapan alat di rumah sakit.
Anggota keluarga perlu memastikan rumah sakit yang mudah diakses telah memiliki alat seperti computerized tomography scan (CT Scan).
Tidak hanya itu, agar pasien stroke bisa segera mendapatkan penanganan, di rumah sakit ini harus ada dokter spesialis saraf.
"Sementara di rumah sakit tidak ada CT scan dan tidak ada dokter sarafnya, pasti nanti menjadi 'delay' mendapatkan pengobatan spesifik stroke. Itulah yang sebenarnya mengakibatkan banyaknya gejala sisa atau kecacatan," tutupnya.