Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seperti masalah kesehatan lain, banyak mitos terkait lupus yang membuat orang sering salah kaprah dengan penyakit ini.
Salah satu mitos yang muncul adalah lupus hanya menyerang perempuan. Lantas benarkah?
Baca juga: Ketahui Gejala Penyakit Lupus, Terlambat Mendeteksi Tingkatkan Risiko Keparahan
Terkait hal ini, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, Dr. dr. Alvina Widhani memberi penjelasan.
"Bahwa ini merupakan mitos. Jadi lupus sebenarnya tidak hanya mengenai perempuan, walau memang sebagian besar ditemukan pada perempuan," ungkapnya pada siaran kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).
Baca juga: Lebih 1,3 Juta Orang di Indonesia Idap Penyakit Lupus, Kemenkes Dorong Deteksi Dini
Ia mengungkapkan jika penyakit lupus juga bisa ditemukan pada laki-laki.
Hanya memang jumlahnya tidak terlalu banyak. Kasus lupus pada laki-laki memang tidak sebanyak perempuan.
Lebih lanjut dr Alvina menjelaskan kenapa penyakit lupus sering ditemukan pada usia reproduksi.
Hal ini dikarenakan ada salah satu faktor yang memengaruhi di usia reproduksi faktor hormon estrogen.
Namun, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, apa penyebab dari penyakit lupus ini.
Walau belum diketahui secara pasti, dr Alvina ungkap ada faktor lain yang bisa berkontribusi.
Selain hormonal, faktor lingkungan juga mempengaruhi.
Misalnya paparan sinar ultraviolet, rokok hingga beberapa infeksi virus.
Baca juga: Mungkinkah Ibu Hamil dengan Riwayat Lupus Turunkan Penyakitnya ke Anak? Ini Hal yang Harus Diketahui
Faktor genetik juga dapat memengaruhi kemunculan penyakit lupus.
Kemudian berbagai bahan kimia, baik dari makanan hingga di lingkungan turut berkontribusi.
"Dan juga ditemukan bahwa vitamin D yang rendah juga berkontribusi meningkatkan resiko terjadinya lupus. Karena vitamin D itu penting untuk fungsi dari kekebalan tubuh," tuturnya.