News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

7 Fakta Unik Tradisi Sekaten di Jogja dan Solo, Ada sejak Zaman Belanda hingga Gamelan Bunyi 7 Hari

Penulis: Rica Agustina
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grebeg Sekaten di Kota Yogyakarta.

Sekaten juga dikaitkan dengan gamelan yang diberi nama Kyai Sekati.

Pada masa Kerajaan Demak, para Wali menggunkan momentum kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada Bulan Mulud (Tahun Jawa) untuk berdakwah.

Para Wali akan membunyikan Gamelan Sekati untuk menarik perhatian masyarakat.

Masyarakat yang tertarik pun akan berkumpul dan mendengarkan dakwah para Wali dalam menyebarkan agama Islam.

Sekaten yang diselenggarakan pada Bulan Mulud kemudian juga sering disebut dengan peringatan Muludan.

Keraton Surakarta ()

Fakta Unik Sekaten

Tradisi Sekaten, selain mempunyai sejarah tekait perkembangan agama Islam di Pulau Jawa, juga mempunyai fakta-fakta unik yang jarang diketahui oleh banyak orang.

Sekaten hanya diadakan oleh Keraton Jogja dan Keraton Solo.

Dilansir dari berbagai sumber, Tribunnews merangkum fakta-fakta unik tentang Sekaten Jogja dan Solo.

1. 'Sekaten' dari Bahasa Arab

Nama Sekaten merupakan adapatasi dari istilah Arab 'syahadatain' yang artinya dua kalimat syahadat.

Kalimat syahadat merupakan bagian dari Rukun Islam, yakni sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan atas ke-esaan Allah dan Muhammad sebagai rasul-Nya.

2. Sekaten Pertama Diadakan di Demak

Meskipun saat ini tradisi Sekaten hanya diadakan di Kompleks Keraton Jogja dan Solo, namun Sekaten pertama kali diadakan di Demak.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini