Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M Hanif Dhakiri, meminta mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan agar siap bersaing di dunia kerja. Mahasiswa juga dituntut memiliki kompetensi yang berada di atas standar karena kalau berada di atas standar pasti dapat memenangkan persaingan global.
"Tantangan persaingan saat ini sangat ketat. Selain harus bersaing dengan ratusan ribu lulusan dalam negeri yang siap masuk ke dunia kerja, kita juga harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Kalau kemampuan kita ada di bawah standar maka kita kalah. Tapi kalau ada di atas standar kita pasti menang," kata Menaker Hanif saat memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda Sarjana Angkatan Kedua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) HM Lukman Edy di Pekanbaru, Riau, Selasa (27/2/2018).
Acara wisuda bertema “Melalui Sertifikasi Profesi Kita Bangkitkan Profesionalisme Lulusan Perguruan Tinggi” dihadiri oleh Pembina Yayasan Laman Emas Riau Bangkit HM Lukman Edy, Ketua STAI HM Syahrial, dan Asisten II Sekretaris Daerah Provinsi Riau Masferi.
Menaker Hanif melanjutkan, agar mahasiswa memiliki kompetensi di atas standar maka usahanya harus lebih keras dari orang lain. Bekerja lebih keras, belajar lebih giat, dan berusaha lebih kuat.
"Bagaimana caranya agar memiliki keahlian di atas standar? Ya harus bekerja dan belajar di atas standar. Usahanya harus berada di atas rata-rata. Jika orang belajar delapan jam sehari, kita harus lebih dari delapan jam sehari, Jika orang bangun pagi, kita bangun subuh," ujar Menaker Hanif.
Selain itu, Menaker Hanif juga kembali menyinggung persoalan miss match yang masih tinggi antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Terkait hal ini, Menaker Hanif meminta perguruan tinggi menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
"Sebanyak 63% lulusan perguruan tinggi tidak match dengan kebutuhan dunia kerja. Sistem pendidikan di perguruan tinggi harus berorientasi dengan kebutuhan dunia kerja. Perguruan tinggi harus bisa menjawab tantangan ini," ungkap Menaker Hanif.
Sementara itu, agar lulusan STAI kompetensinya diakui dunia kerja, maka dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pelatihan Sertifikasi Profesi antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dengan STAI.
Menaker Hanif, menyambut baik penandatanganan (MoU) yang dilakukan oleh Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Bambang Satrio Lelono, dan Ketua STAI, HM Syahrial.
"Saya menyambut baik MoU antara Binalattas Kemnaker dan STAI. Dengan MoU ini mahasiswa STAI ketika lulus selain memiliki Ijazah juga akan memiliki sertifikat profesi yang diakui dunia kerja dan mnemilki kompetensi tinggi," kata Menaker Hanif.
Dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, Hanif mengharapkan Indonesia tidak sekadar sebagai negara konsumen. Masyarakat didorong bukan hanya sebagai penikmat berbagai produk luar, tetapi harus mampu menciptakan produk sendiri.
“SDM yang kuat, SDM yang tangguh, SDM yang unggul mau tidak mau harus menjadi pilihan bagi perjuangan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pemain dan pemenang,” ujar Hanif. (*)