Momen World Travel Market (WTM) London 2018, dimanfaatkan Menteri Pariwisata untuk menggelar pertemuan dengan petinggi United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Pertemuan dilakukan di Parklane Hotel, London, Selasa (6/11).
Dihadapan Deputi Sekretaris Jenderal UNWTO, Jaime Alberto Cabal Saclamente, ada lima poin penting peningkatan pariwisata Indonesia yang disampaikan Menpar. Yang pertama adalah soal Implementasi Sustainable Tourism Destination.
Menpar mengatakan, Indonesia berkomitmen mendukung program pariwisata berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pariwisata nomor 14 tahun 2016. Peraturan tersebut menjadi panduan pengembangan destinasi berkelanjutan bagi destinasi-destinasi di daerah.
"Panduan ini mengacu pada panduan pengembangan pariwisata berkelanjutan dari UNWTO, yaitu lewat Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations. Cantolannya mengadop Global Sustainable Tourism Criteria Global Sustainable Tourism Council," ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (6/11).
Untuk mendukung hal tersebut Indonesia telah mengembangkan 5 Sustainable Tourism Observatory (STO). Yang seluruhnya, sudah masuk dalam UNWTO Tourism Obeservatory/INSTO Network). Kemenpar pun mulai mempersiapkan untuk membangunan 11 STO di 11 Destinasi pariwisata.
"Kemenpar akan terus mendorong perkembangan pariwisata berkelanjutan sehingga semakin meningkat daya saing pariwisata Indonesia. Dengan itu maka nama pariwisata Indonesia makin diperhitungkan," ungkapnya.
Perkembangan pariwisata Indonesia juga didukung dengan konsistennya Indonesia memberlakukan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK). Kebijakan ini cukup berdampak pada peningkatan jumlah wisman.
Hingga saat ini, BVK telah mencakup hingga 169 negara. Dampaknya sangat nyata dengan pertumbuhan jumlah kunjungan wisatan ke Indonesia. Tahun 2016 kunjungan wisman ke Indonesia tumbuh 15,54 persen. Padahal pemberlakukan BVK 169 negara baru dimulai pada kuartal kedua.
"Tahun 2017, pertumbuhan wisman mencapai 21,88 persen nomor dua tertinggi di ASEAN setelah Vietnam. Salah satunya berkat diberlakukannya BVK di 169 negara," terang Menpar.
Salah satu poin terpenting peningkatan pariwisata Indonesia adalah program Digitalisasi Pariwisata. Program ini menjadi sangat efektif mendongkrak pariwisata. Pasalnya, kondisi pasar sudah berubah. Hampir 63% transaksi pariwisata dilakukan melaui digital.
Perubahan pasar ini dipengaruhi oleh gaya hidup wisatawan juga berubah. Wisatawan dalam melalukan perjalanan (travelling) tak lepas dari digital; mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay).
Begitu juga dengan proses penghitungan kunjungan wisatawan. Indonesia saat ini menggunakan Mobile Positioning Data (MPD) untuk meningkatkan akurasi penghitungan Wisman. Bahkan program MPD ini telah memperoleh dukungan dari UNWTO bulan maret 2017 yang lalu.
"Dengan saluran digital, penetrasi pasar dapat dilakukan secara luas. Saat ini semua lini didorong digital friendly. Industrinya difasilitasi bergabung dengan ITX Indonesia Travel Xchange. Inilah platform yang diendorse pemerintah untuk mempertemukan demand dan supply dalam bentuk digital market place. Sementara di komunitasnya, Kemenpar sudah membentuk Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI). Dua-duanya sangat melek media sosial. Dan alamnya, kebanyakan ada di dunia maya," ungkap Menpar.
Bukan itu saja, berkembangnya digitalisasia juga mempengaruhi destinasi pariwisata. Untuk ini pun Kemenpar juga memiliki jurus jitunya. Kemenpar saat ini tengah mengembangkan destinasi digital. Sebuah produk pariwisata yang kreatif yang dikemas secara kekinian.