Sedangkan Kiagoos Irvan menambahkan, tujuan dari seminar adalah meningkatkan sinergisitas stakeholder pariwisata di Indonesia. Serta, pemahaman terhadap strategi pemasaran melalui destinasi digital di cross border.
“Sasaran kegiatan ini adalah Dinas Pariwisata di wilayah Cross Border, serta GenPI khususnya di wilayah crossborder, serta yang telah memiliki destinasi digital,” bebernya.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar menambahkan peran GenPI dalam promosi cukup penting.
“Keberadaan GenPI sangat membantu promosi pariwisata Indonesia. Hal itu juga dirasakanndi Kepulauan Riau. Banyak kegiatan dan destinasi menjadi viral setelah diangkat GenPI,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meyakinkan, Kemenpar akan meningkatkan potensi pariwisata perbatasan (cross border tourism) di tahun 2019. Ini sekaligus upaya untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
“Tahun 2018 ini, diperkirakan pariwisata perbatasan dapat menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman. Karena itu, tahun depan harus naik menjadi 20 persen atau sekitar 4 juta dari total 20 juta target wisman,” tegasnya.
Selain Batam (Kepulauan Riau), daerah lasin yang dibidik untuk bisa menyumbang banyak wisman lewat cross border adalah Atambua, NTT yang bersebelahan dengan Timor Leste. Sayangnya, sejauh ini strategi pariwisata di dua daerah tersebut belum sistemik atau menjadikan cross border tourism sebagai yang utama. Padahal, potensi cross border tourism sangat besar.
“Kita akan segera benahi stateginya. Potensi pariwisata perbatasan atau cross border tourism harus sudah kita maksimalkan tahun depan,” tandasnya. (*)