“Bagi santri dan masyarakat sekitar kami yang ingin mendaftar, syaratnya mudah hanya perlu mempunyai KTP karena nanti akan didaftarkan ke Kemnaker. Jadi kita tak ada batasan lulusan SD atau SMP yang penting punya KTP, bisa daftar ke BLK kita,” ujar Peppy Muzakki.
Kemnaker pun, tambah Peppy Muzakki, tak hanya memberikan bantuan dana saja, namun juga bantuan lain yang membantu operasional dan peningkatan mutu BLK Komunitas.
“Ini yang menurut saya luar biasa. Selain bantuan fisik dan alat, instruktur kita akan dilatih selama kurang lebih dua bulan. Bahkan instruktur kami sejak dua minggu lalu diupgrading selama 2 minggu untuk peningkatan,” ujar Peppy Muzakki.
1000 Pesantren Barulah Awal
Presiden Joko Widodo yang turut hadir dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Balai Latihan Kerja Komunitas 2019, di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (20/2/2019), menyampaikan jika pembangunan 1000 BLK Komunitas berbasis pesantren ini hanyalah awal.
“Tadi saya sampaikan kepada pak menteri, 1000 itu jumlah yang sedikit. Tahun depan 3000 minimal kita bangun. Karena jumlah pondok pesantren kita ini 29 ribu di seluruh tanah air. Kalau cuma 1000 setiap tahun nanti baru 29 tahun semuanya bisa rampung. Jadi nantinya tiap tahun akan kita lipat gandakan lagi jumlahnya sehingga rampung lebih cepat,” ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi pun mengungkapkan jika alasannya melakukan hal ini agar nanti Indonesia bisa memanfaatkan secara baik bonus demografi pada tahun 2025-2030.
“Ini bisa merupakan keuntungan bagi kita untuk bersaing dengan negara-negara lain tapi jika kita tak bisa mengelola ini bisa menjadi masalah besar bagi kita,” ujar Presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu mulai sekarang, tambah Joko Widodo, kita harus siap-siap menyongsong bonus demografi.
“Nantinya kita akan banyak memiliki anak-anak muda yang produktif. Tapi jangan sampai yang produktif ini tidak memiliki keterampilan, tak memiliki kualifikasi yang baik. Itu tujuan dari BLK komunitas ini,” ujar Joko Widodo.
Menurut Presiden Joko Widodo, pesantren dianggap sebagai cara yang lebih efektif untuk mendongkrak angkatan kerja di Indonesia.
“Kenapa di pesantren? Karena saya lihat ini lebih efektif untuk mendongkrak angkatan kerja yang terampil dan berkualitas,” ujar Presiden Joko Widodo.