Para pecinta kopi yang berada di wilayah crossborder Entikong, Kalimantan Barat, benar-benar dimanja dalam Festival Kopi Entikong dan Mini Bazaar. Event ini dilangsungkan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, 23-24 Maret. Bagaimana tidak, kopi-kopi varian baru beraroma sedap dan bercitarasa nikmat, disuguhkan kepada pengunjung wisatawan.
Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sapto Haryono, mengatakan event ini memang bertujuan menarik perhatian para pecinta kopi. Bukan hanya di wilayah Entikong, tetapi juga pecinta kopi di wilayah Malaysia. Khususnya yang ada di perbatasan.
“Festival Kopi Entikong dan Mini Bazaar adalah kegiatan crossborder. Tujuannya, selain mengangkat potensi kopi lokal, juga untuk mendatangkan wisatawan crossborder asal Malaysia. Sentuhannya memang sedikit berbeda. Karena biasanya festival crossborder berisi musik. Tapi kita coba pendekatan lain,” katanya, Minggu (24/3).
Untuk memaksimalkan festival, kopi-kopi yang beraneka ragam ditampilkan buat pengunjung. Bahkan, mereka bisa menikmati kopi varian baru yang jarang mereka jumpai. Dan hanya ada di Entikong. Yaitu Kopi Entikong , Kopi Kojal alias Kopi Jago Jalanan, Kopi Kubu Raya, Kopi Robusta, dan tentunya Kopi Lada Hitam.
Khusus Kopi Lada Hitam, varian terakhir ini sudah diperkenalkan dalam Festival Crossborder, akhir Februari 2019 lalu. Ketika itu, penyanyi dangdut jebolan Bintang Pantura, Tika Zein, bahkan ikut mempromosikannya dari atas panggung.
“Festival Kopi Entikong sangat seru. Masyarakat Entikong menyambut event ini dengan semangat. Masyarakat Entikong sungguh suka dengan pelaksanaan festival kopi ini. Apalagi kita juga menampilkan band lokal asal Entikong. Jadi benar-benar seru,” papar Sapto.
Sedangkan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, mengatakan event ini telah digaungkan sejak jauh-jauh hari.
“Sejak Festival Crossborder lalu, kita sudah mulai memperkenalkan event ini. Kita promosikan juga jika Entikong akan menggelar Festival Kopi. Jadi jika masyrakat merespons baik event ini, kita sangat senang. Dan membuat Kementerian Pariwisata bersemangat untuk menggelar event-event lain,” kata Adella.
Ditambahkannya, promosi yang dilakukan semakin berdampak positif lantaran juga melibatkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI).
“Kita menyertakan juga GenPI Kalimantan Barat dan GenPI Sanggau dalam promosinya. Kita juga mengajak anak-anak GenPI untuk turut hadir dan menyaksikan event Festival Kopi Entikong dan Mini Bazaar. Jadi tak salah jika event ini menjadi sangat seru. Apalagi, anak-anak GenPI mampu berkolaborasi dengan komunitas pecinta kopi di Entikong,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan event ini semakin mempertegas kekayaan Indonesia untuk urusan kopi. Oleh karena itu, Menteri asal Banyuwangi sangat mendukung festival yang baru pertama kali diadakan di pintu crossborder (PLBN) Entikong itu.
“Kopi Indonesia adalah salah satu yanng terbaik di dunia. Dalam berbagai kesempatan di luar negeri, seperti sales mission, kita selalu memperkenalkan kopi Indonesia. Kita promosikan agar masyarakat mancanegara bisa menikmati langsung. Dan sambutannya sangat luar biasa. Untuk itu, kita memang membutuhkan event untuk mempertegas posisi Indonesia sebagai produsen kopi terbaik,” katanya.
Menpar berharap Festival Kopi Entikong bisa terus dilaksanakan dengan konsep yang lebih baik dari waktu ke waktu. “Yang embuat event ini menarik, kita bisa menemukan kopi-kopi dengan varian baru. Jadi semakin mempertegas jika Indonesia sebagai produsen kopi,” katanya. (*)