Sertifikasi digunakan sebagai tolak ukur apakah SDM berkompeten menjalankan tugasnya yang berpengaruh terhadap keselamatan ketenagalistrikan.
Wiratmaja menambahkan bahwa kedepan, industri membutuhkan SDM di sektor ketenagalistrikan cukup banyak. Terutama dengan adanya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027. Tentu dibutuhkan banyak tenaga berkompeten. “Bukan hanya lulusan universitas saja yang dibutuhkan, tetapi tenaga kerja yang berkompeten,” jelasnya.
Ada sekitar 615 unit kompetensi yang harus dikuasai. Perusahaan besar tentu menginginkan tenaga kerja yang tersertifikasi. Menyiapkan SDM tidak hanya ilmu dan skill tapi juga memiliki attitude yang baik agar tahan terhadap godaan.
Bisa saja dilakukan dengan cara longitudinal recruitment, anak tersebut direkrut sejak SMA hingga selesai kuliah dan diawasi bagaimana attitudenya. Cara tersebut telah coba diterapkan di PEM Akamigas.
Senada, Badrul mengatakan di PLN Corporate University pihaknya memastikan tenaga kerja dapat melakukan tugas dan fungsi dengan baik. Sangat membantu jika sejak dini ada institusi yang mampu menghasilkan lulusan terbaik dari segi ilmu, skill dan attitude. “Kalau sudah tersertifikasi, dia punya kompetensi dan paham dengan keselamatan,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan kepada 200 Independent Power Production (IPP) yang hadir bisa menggunakan layanan BPSDM ESDM terutama PPSDM KEBTKE, sebagai mitra dalam mencetak kompetensi di bidang keselamatan ketenagalistrikan dan manajemen energi. (*)