Melengkapi koleksi, Batik Karimun juga menampilkan karakter pemimpin. Gambarannya muncul dari motif Batik Daun Sukun dengan sifat kesetaraan dan keadilan.
Untuk motif Tampuk Manggis Sirih Raja menjadi simbol pemuliaan pada sesama. Karimun pun merefleksikan kuatnya hubungan kekerabatan melalui motif Wajik Tersama.
Bagaimana dengan motif Jong Sri Gelam? Batik tersebut menjadi kekuatan karakter bahari masyarakat Karimun. Mereka terkenal sebagai karakter tangguh dalam mengarungi lautan.
Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang pun memaparkan, Batik Karimun sebagai kekuatan pariwisata yang potensial.
“Batik menjadi potensi pariwisata yang luar biasa. Industrinya tentu sangat bagus bagi perekonomian di Karimun. Kami optimistis, industri batik akan terus berkembang seiring besarnya kunjungan wisatawan ke Karimun. Bagaimanapun, karakter Batik Karimun sangat khas dan berbeda dari corak lainnya,” papar Trindiana.
Seiring waktu, Batik Karimun pun terus berkembang. Batik tersebut sudah menjadi busana resmi semua latar belakang masyarakat Karimun. Untuk motifnya juga terbuka berkembang karena Karimun banyak memiliki keunikan. Bisa mengadopsi motif Gasing, Layang-Layang, Mayang Kelapa, Ikan Lome, hingga Tugu Kemerdekaan dan Tugu MTQ yang selama menjadi landmark Karimun.
“Batik Karimun menambah kekayaan nusantara. Kini wisatawan semakin mudah untuk mendapatkan batik khas Indonesia. Setiap daerah memiliki batik dengan corak khasnya masing-masing. Menariknya, selalu ada makna besar yang menyertainya. Silahkan datang ke Festival Barongsai 2019, lalu pastikan Batik Karimun sebagai cinderamatanya. Enjoy Karimun,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)