Pertengahan Juli lalu Presiden Joko Widodo menginstruksikan pada seluruh pembantunya di Kabinet Kerja agar memberi kemudahan-kemudahan untuk membuka peluang sebesar-besarnya pada potensi ekspor dan datangnya investasi.
Keduanya merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Namun di tengah lesunya iklim ekonomi internasional, intruksi ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan.
Beruntung bangsa ini dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, terutama hasil pertanian. Dalam keterangan tertulis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pudatin) Kementerian Pertanian (Kementan) disebutkan, pada periode 2014-2018 sektor pertanian telah mampu menggerakkan kedua peubah (ekspor dan investasi) tersebut dengan sangat baik.
Total investasi selama 2014-2018 sebesar Rp 240,8 Triliun dan meningkat 150,7 persen dibandingkan periode sebelumnya (2009-2013) yang hanya Rp 96,1 Triliun.
“Justru dalam empat tahun terakhir (2014-2018) ekspor produk pertanian menunjukkan kinerja yang sangat membanggakan. Hal ini terlihat dari jumlah ekspor produk pertanian yang terus meningkat,”ujar Ketut Kariyasa, Kepala Pusdatin, Selasa (6/7).
Kariyasa menguraikan, pada tahun 2013 ekspor produk pertanian Indonesia masih bertengker pada angka 33,5 juta ton, dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2018 ekspor pertanian mencapai 42,5 juta ton dan meningkat 26,9 persen dibanding 2013.
Demikian juga kalau dibandingkan dengan periode sebelumnya, selama periode 2014-2018, total ekspor pertanian Indonesia mencapai 195,7 juta ton atau meningkat sebesar 28,3 persen dibandingkan total ekspor pertanian pada periode 2009-2013 yang hanya sebesar 152,5 juta ton.
“Nilai ekspor pertanian juga meningkat tajam. Selama periode 2014-2018 total nilai ekspor pertanian Indonesia sebesar Rp 1.957,8 Triliun dan meningkat 26,3 persen dibandingkan total nilai ekpsor pertanian periode sebelumya (2009-2013) yang hanya sebesar Rp 1.549,5 Trilun,” jelas Kariyasa.
Ia memperkirakan, pada tahun ini (2019) ekspor pertanian akan mampu melebihi tahun sebelumnya. Sampai dengan Triwulan II (Januari – Juni) 2019, jumlah ekspor pertanian telah mencapai 19,8 juta ton, sementara sampai Triwulan II pada tahun sebelumnya (2018) jumlah ekspor pertanian sebesar 18,9 juta ton.
Dengan demikian sampai Triwulan II tahun 2019 terjadi peningkatan ekspor pertanian sebesar 4,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kementan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor ke depan. Hal ini dilakukan dengan terus meningkatkan produksi dalam negeri melalui berbagai program terobosannya,” katanya.
Terobosan lainnya yang dilakukan Kementan, sambung Kariyasa, kebijakan mempermudah proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian, serta melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru. (*)