Kejuaraan Rhino Cross Triathlon dan Rhino Mountain Bike Cross Country Marathon (Rhino MTB XCM) siap digelar lagi. Lokasinya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, 28-29 September 2019. Tahun ini, jalur lintasannya lebih menantang. Dengan pemandangan eksotik pantai Tanjung Lesung.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyambut baik event Rhino Cross Triathlon 2019. Menurutnya, event tahunan ini akan mendongkrak pariwisata di wilayah Pandeglang khusunya Tanjung Lesung pascabencana Tsunami akhir tahun lalu.
“Ini event besar yang akan mendongkrak pariwisata dan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Pandeglang wabil khusus Tanjung Lesung,” kata Irna di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Sabtu (17/8).
Dijelaskan Irna, pascabencana akhir tahun lalu, sektor pariwisata di Pandeglang mengalami penurunan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, lanjutnya, event-event seperti ini (Rhino Cross Triathlon) sangat dibutuhkan untuk kembali memulihkan sektor pariwisata di Pandeglang.
“Event kejuaraan Rhino Cross Triathlon ini sangat menguntungkan bagi pariwisata di Pandeglang, karena banyak dari peserta yang ikut dalam kejuaraan ini berasal dari berbagai belahan dunia,” jelasnya.
Irna berharap event kejuaraan Rhino Cross Triathlon mampu memacu lebih cepat pemulihan sektor pariwisata di Pandeglang khususnya di Tanjung Lesung.
“Event ini bukan wisata olahraga sembarangan, tentunya ada misi lainnya yaitu menjadikan daya tarik wisata bukan hanya di Tanjung Lesung tetapi juga daerah peyangga lainnya seperti Ujung Kulon,” kata Irna.
Hal senada juga diungkapkan oleh Poernomo Siswoprasetijo, President Direktur PT Banten West Java (BWJ) selaku pengelola KEK Tanjung Lesung. Ia optimis event tahunan Rhino Cross Triathlon mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Tanjung Lesung.
“Event Rhino Cross Triathlon juga sekaligus menjadi momentum pemulihan dan bangkitnya pariwisata di KEK Tanjung Lesung pasca bencana Tsunami Desember lalu,” kata Poernomo.
Menurut Poernomo, Rhino Cross Triathlon adalah mata acara utma dari perhelatan akbar Festival Pesona Tanjung Lesung yang merupakan sebuah perhelatan bertema sport tourism yang begitu populer dan mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alam dan budaya Banten.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Eneng Nurcahyanti mengatakan, acara ini (Rhino Cross Triathlon) masuk ke dalam kalender event pariwisata nasional. Festival tersebut juga bagian dari upaya untuk mengenalkan ragam destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Dengan begitu, kunjungan wisatawan ke Pandeglang akan meningkat.
“Ini juga langkah pemulihan wisata di Tanjung Lesung pascatsunami Selat Sunda. Kita berharap melalui event ini, geliat Tanjung Lesung terus kembali bangkit,” ungkapnya.
Dijelaskan Eneng, ada tiga hal yang dapat memajukan pariwisata, yaitu, atraksi, akses, dan amenitas. Untuk akses, Pandeglang sedang mengembangkan Jalan Tol Panimbang, apalagi Pandeglang memiliki ratusan objek wisata dan puluhan pulau yang harus dikembangkan.
Saat di Tanjung Lesung, para pengunjung dapat menikmati keindahan pantai Tanjung Lesung, sekaligus menikmati momen-momen sunset nan elok dan romantis. Di tempat yang sama, pengunjung bisa bermain standup paddle board, kayak dan joy sailing.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi Rhino Cross Triatlon yang siap digelar untuk atraksi di Tanjung Lesung, Banten. Menpar Arief menyatakan, target utama pengunjung Tanjung Lesung adalah warga Jabodetabek. Dengan demikian, untuk memenuhi target itu perjalanan yang harus ditempuh maksimal 2 jam.
Jika tidak begitu, wisatawan yang datang dari Jabodetabek enggan untuk berkunjung ke kawasan wisata ini lantaran perjalanannya selama ini hampir memakan waktu 4 jam perjalanan dari Jakarta.
"Pandeglang tidak akan dikunjungi wisatawan jika tidak ada event itu. Karena ini kota yang ada di ujung. Orang tidak akan tahu, kecuali aksesnya 2 jam. Market besar kita itu Jakarta. Orang Jakarta daya belinya jauh lebih tinggi dari masyarakat kita di Banten. Selain wisatawan mancanegara," ujar Menpar Arief Yahya.