Pesona Festival Pacu Jalur 2019 memang luar biasa. Event ini direspons wisatawa. Buktinya, hotel/penginapan di Kuantan Singingi penuh. Namun, wisatawan masih bisa mendapatkan homestay.
Festival Pacu Jalur akan digelar Rabu (21/8). Lokasinya di Tepian Narosa Telukkuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Kepala Dinas Pariwisata Kuansing Indra Suandy mengatakan, okupansi pasti full di setiap event.
“Minat wisatawan terhadap Festival Pacu Jalur sangat tinggi. Saat ini sudah sulit mencari kamar hotel dan penginapan. Sebab, semua sudah dipesan oleh wisatawan jauh hari. Hal tersebut sangat bagus bagi pariwisata Kuansing. Untuk mensikapi penuhnya kamar, kami sudah tawarkan banyak opsi bagi para wisatawan,” kata Indra, Senin (19/8).
Berdasarkan data BPS 2018, Kuansing memiliki 20 hotel/penginapan. Sebarannya pun merata di beberapa wilayah Kuansing.
“Festival Pacu Jalur memang fenomenal. Minat publik terhadap festival tersebut sangatlah besar. Wajar bila tingkat okupansi hotel/penginapan menjadi optimal. Tingginya minat pasar menjadi berkah karena memberi impact positif secara ekonomi. Bukan hanya hotel/penginapan, lini industri pariwisata lainnya juga ikut bergerak,” terang Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.
Pergerakan wisatawan dalam Festival Pacu Jalur 2019 memang didominasi oleh wisnus. Mereka datang dari Pekanbaru, Sumatera Barat, dan kabupaten/kota lain di sekitar Kuansing. Mereka mengakses event melalui jalan darat dengan kondisi bagus. Sebagai gambaran, Kuansing punya jarak 166,9 Km dari Kota Pekanbaru. Durasi tempuhnya sekitar 4 Jam.
Selain domestik, Festival Pacu Jalur juga diminati oleh pasar mancanegara. Beberapa wisman yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya, seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia. Mereka menikmati Festival Pacu Jalur melalui TA/TO, diantaranya dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Sebab, Pemkab Kuansing sempat melakukan branding di sana pada pertengahan Juli 2019.
“Pergerakan wisatawan selalu tinggi di Festival Pacu Jalur. Event tersebut selalu menarik dinikmati dan menyajikan banyak experience. Kontennya memang kental dengan nuansa budaya, tapi wisatawan juga bisa menikmati warna alam yang eksotis. Untuk itu, wisatawan bisa mempertimbangkan opsi lain untuk menginap,” jelas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Tradisi Pacu Jalur sudah dilakukan sejak 116 tahun silam. Dengan kekuatannya tersebut, event selalu menarik pergerakan 300 Ribu hingga 400 Ribu wisatawan. Menyeimbangkan kebutuhan kamar, Festival Pacu Jalur menawarkan konsep homestay. Untuk wilayah Kota Telukkuantan memiliki sekitar 5-6 homestay. Manajemen dan sumber daya manusia pengelolanya sudah mumpuni.
“Wisatawan bisa mempertimbangkan opsi homestay. Selain Kota Telukkuantan, wilayah Kuansing ini memiliki banyak homestay. Dan, homestay menjadi opsi ideal. Wisatawan makin dekat dengan budaya dan keseharian masyarakat. Yang jelas festival ini memberi value komersiil secara luas,” papar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.
Festival Pacu Jalur 2019 juga positif bagi pariwisata Provinsi Riau. Arus wisatawan memberikan kontribusi menjanjikan. Pada 2018, pergerakan wisman melonjak 43,1% dengan angka riil 146.935 orang. padahal pada 2017, arus wisman masih berada pada angka 102.645 orang.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bagi Festival Pacu Jalur.
“Perekonomian di Kuansing akan semakin cepat berputar. Angkanya tentu besar. Masyarakat luas pun ikut merasakan kenaikan inkam melalui dari berbagai transaksinya. Memiliki postur menjanjikan, maka apresiasi harus diberikan bagi Festival Pacu Jalur 2019. Silahkan bergabung di festival tersebut, lalu parawisatawan bisa merasakan sensasi adrenalinya,” tutup Arief yang juga Menteri Terbaik di ASEAN.(*)