TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Menjaga keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan penganekaragaman pangan, perbaikan gizi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat harus terus diupayakan. Untuk itu, Kementerian Pertanian mengembangkan Pertanian Keluarga sebagai salah satu fokus kebijakan dan program.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi saat menjadi keynote speaker mewakili Menteri Pertanian dalam Seminar Nasional dan Launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Pertanian Keluarga di Kendari, Jum'at (1/11/2019).
Menurut Agung, Indonesia menghadapi berbagai tantangan baik dari aspek penyediaan, distribusi hingga permintaan akan kualitas dan mutu pangan.
"Tantangan itu harus kita jawab dengan berbagai strategi dan solusi yang tepat. Salah satunya dengan mengembangkan pertanian keluarga," ujar Agung.
Ditambahkan Agung, ketahanan pangan bukan saja tentang pangan yang cukup, tapi juga harus mampu memproduksi sendiri dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Karena itu, diluncurkan RAN Pertanian Keluarga yang memuat kebijakan dan program yang memperlihatkan peta jalan bagi pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam upaya untuk mendukung pengembangan pertanian keluarga yang berkelanjutan.
Menempatkan pertanian keluarga sebagai fokus intervensi kebijakan dan program sangat penting dilakukan karena terdapat 27,7 juta rumah tangga usaha pertanian yang menjadi penyedia pangan bagi sekitar 265 juta penduduk Indonesia
"Ini yang kita maksimalkan perannya. Karena tanpa mereka siapa lagi yang akan menjaga ketahanan pangan," imbuh Agung.
Agung juga menyebut RAN Pertanian Keluarga akan difokuskan pada daerah rentan rawan pangan berdasarkan peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
Untuk itu, Agung mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya pangan lokal dan pertanian keluarga.
"Launching hari ini merupakan langkah awal dari usaha bersama yang tidak dapat hanya diselesaikan oleh satu institusi. Kerja sama yang erat antara berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk mencapai tujuan bersama ini,"pungkas Agung.
Launching RAN Pertanian Keluarga dan seminar nasional HPS, dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai pemangku kepentingan antara lain duta besar berbagai negara sahabat, organisasi pertanian internasional, akademisi dari perguruan tinggi se-Indonesia, peneliti, pengusaha bidang pangan, mahasiswa, dan stakeholder bidang pertanian dan pangan se Indonesia.
Seminar dan Launching RAN Pertanian Keluarga merupakan salah satu agenda awal dalam rangka acara peringatan Hari Pangan Sedunia ke -39 dari tanggal 2-5 November 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara. (*)