TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengkritik staf khusus milenial Presiden Jokowi.
Ia menganggap jika para stafsus tersebut seperti lipstik yang hanya jadi pajangan.
Fadli Zon tak yakin ketujuh Staf Khusus Milenial Jokowi tersebut bisa berkontribusi membantu presiden menjalankan tugas.
Fadli Zon justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khususnya hanya sebagai pencitraan.
"Cuma lipstik aja, pajangan ajalah itu," kata Fadli Zon kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Ketujuhnya disebut Jokowi sebagai staf khusus milenial karena berumur 23-36 tahun.
Fadli menilai harusnya Jokowi tak hanya mencari orang-orang yang sekadar muda untuk menjadi pembantunya.
Namun, presiden juga harus memikirkan mengenai kemampuan mereka.
"Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur harusnya. Best of the best. Cari orang yang punya kapasitas, kapabilitas, integeritas dan tepat. Right man atau right woman in the right place," ujarnya.
Selain itu, Fadli juga menyoroti inkonsistensi Jokowi dalam penunjukan staf khusus ini.
Di satu sisi Jokowi dalam berbagai kesempatan menekankan perampingan birokrasi.
Namun, Jokowi justru memiliki staf khusus dalam jumlah yang banyak.
Selain tujuh staf khusus milenial yang diperkenalkan Jokowi pada Kamis pekan lalu, masih ada enam staf khusus lainnya.
"Ya itulah Pak Jokowi memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," ujarnya.
Satu di antara staf khusus milenial pilihan Presiden Jokowi yang memberi komentar adalah Gracia Billy Yosaphat Mambrasar.
Komentar Billy melalui akun Twitter pribadinya membalas jika para staf khusus milenial Presiden sudah berkarya sejak dulu.
Ia pun menegaskan melalui cuitannya bahwa ia dan teman-temannya sudah berkontribusi pada bangsa sebelum ditunjuk menjadi staf khusus presiden.
"Maaf Pak @fadlizon, anda menyebut kami lipstik,brt: Menganggap kami kosmetik (tdk ada manfaat signifikan),tdk berkompetensi, & tuduhan licik&bodoh kpd org yg mengangkat kami (Pak Jokowi). Sblm kami dtunjuk, kami sdh berkarya&Ikut Berkontribusi ikut membangun bangsa ini," cuitnya membalas kritikan Fadli Zon pada Minggu (24/11/2019).
Sebelumnya, diketahui Gracia Billy Mambrasar adalah pemuda asal Papua yang diperkenalkan Jokowi sebagai Staf Khusus Presiden dari kalangan anak muda atau milenial.
Dilansir tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/11/2019), Billy mengatakan, dirinya mempunyai komitmen untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi, yang diawali dengan membangun Papua.
"Saya berkomitmen kepada Bapak Presiden untuk membangun Indonesia dari Papua, itu narasi yang akan kita usung ke depannya," ujar Billy di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Billy juga mengatakan, dirinya akan membantu Jokowi dan pemerintahannya dengan gaya yang berbeda.
"Kami sudah berkomitmen membantu Pak Presiden dan pemerintah untuk tidak bekerja dalam bisnis as usually (seperti biasanya)," tambah Billy,
Ia mengaku mempunyai pengalaman cukup lama dalam melatih anak muda dari Indonesia timur, untuk menjadi seorang wirausaha.
"Kami sendiri sudah berkarya cukup lama, saya sendiri sudah sembilan tahun fokus di daerah-daerah Indonesia timur untuk melatih anak-anak muda di daerah terluar untuk menjadi entrepreneurs," ujarnya.
Billy menyampaikan, akan membawa pengalaman itu untuk membantu Presiden Jokowi menjangkau daerah terluar Indonesia, dengan menggunakan teknologi digital.
Selain itu, Billy juga ingin mengurangi digital divide atau kesenjangan digital, antar daerah di Indonesia.
"Saya akan membawa pengalaman saya untuk membantu bapak Presiden dan pemerintah untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital, secara teknologi dan mengurangi digital divide," katanya.
"Jadi itu suasana berbeda yang akan kami bawa," lanjut Billy.
Billy dikenal sebagai anak muda Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa di Universitas Oxford, Inggris.
Putra Papua ini juga merupakan lulusan The Australian National University.
Saat ini Billy sedang menempuh pendidikan S2 di Oxford University dan Oktober 2020 nanti dirinya akan masuk ke Harvard University untuk mengambil pendidikan S3.
(Tribunnews.com/Inza Maliana/Nuryanti/Sanjaya Ardhi)