TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Kabinet, Pramono Anung mengungkap tugas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Komisaris Utama Pertamina.
Menurutnya, tugas utama Ahok di Pertamina adalah memberikan pengawasan.
Selain itu, ditunjuknya Ahok sebagai Komisaris Utama supaya Pertamina punya keinginan untuk berubah dan meminimalisir impor minyak.
"Jangan sampai Pertamina tidak mau berubah, masih berkeinginan untuk impor minyak padahal kita sudah punya substitusinya," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Senin (25/11/2019).
Pramono Anung menegaskan jika tidak dilakukan pembenahan di internal Pertamina dan impor minyak masih sangat besar akan menyebabkan tekanan terhadap transaksi berjalan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berharap dengan dipilihnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina maka target perusahaan itu bisa tercapai.
Tanggapi Pernyataan Ahok Soal Lulusan S3 Mako Bimob, Qodari: Tolong Bekerja Saja Jangan Bicara
Di antaranya adalah target untuk mengurangi impor migas.
Namun Erick menegaskan bukan dengan cara anti impor, namun mengurangi frekuensi.
Karena itulah BUMN membutuhkan sosok pendobrak seperti Ahok.
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mulai bekerja sebagai Komisaris Utama Pertamina pada Senin (25/11/2019).
Ahok tiba di Kementerian BUMN pada pukul 09.20 WIB.
Sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok ingin kegiatannya didukung oleh semua masyarakat Indonesia.
Mengingat fungsi komisaris utama adalah pengawasan, Ahok berharap masyarakat bisa memberi masukan untuk Pertamina.