Erick menuturkan, PT PANN merupakan perusahaan pembiayaan untuk kapal.
Akan tetapi, PT PANN justru memiliki anak usaha di bidang perhotelan.
"Contoh konkret yang tadi, mohon maaf saya juga baru kenal dengan direksi (PT PANN) tadi, mengenai perusahaan leasing kapal, bagaimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel," kata Erick, seperti yang dilansir Kompas.com.
Menurut Erick, PT PANN tidak mungkin dapat bertahan jika tidak bekerjasama dengan perusahaan yang berkaitan dengan operasional kapal.
"Tidak mungkin perusahaan PT PANN ini bisa survive kalau tadi dia tidak bergandengan tangan dengan perusahaan yang operasional dari pada kapal," kata Erick.
Erick mengaku, hal tersebut dipelajarinya langsung dari Direksi PT PANN.
"Itu saya belajar dari direksi. Nah karena itu, ke depan, hal-hal seperti ini mungkin lebih baik yaitu di bawah PLN dan Pertamina," sambungnya.
Menteri BUMN ini juga menjelaskan bahwa dirinya tidak menyalahkan direksi PT PANN.
Pasalnya, ketika Direksi PT PANN menjabat, perusahaan pelat merah tersebut, sudah ada core bisnis yang tidak fokus.
"Saya tidak salahkan Direksi PT PANN ketika beliau (direksi) masuk awal memang sudah ada core bisnis yang sangat tidak fokus. Di bawah PANN ada dua hotel," jelas Erick.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)